Hallo KawanLaut! Apakah kalian pernah naik kapal? Pernahkah kalian melihat sebuah benda berbentuk seperti ban dan berwarna orange dalam kapal? Nah.. Benda yang kalian lihat itu disebut Lifebuoy! Kalian pasti bertanya apa sebenarnya benda yang disebut dengan Lifebuoy ini? Mengapa setiap kapal harus memilikinya? Apa fungsinya dalam penyelamatan di air? Bagaimana cara pemakaiannya? Yuk, simak pembahasan berikut!
A. Apa itu "Lifebuoy"?
Lifebuoy (pelampung penolong) merupakan salah satu alat keselamatan jiwa perorangan yang berbentuk ring (bulat dengan lubang pada tengahnya), terbuat dari busa yang dilapisi kain atau fiberglass, sehinga dapat menahan tubuh seseorang sebesar 25% anggota tubuh diatas permukaan air. Lifebuoy digunakan dalam upaya evakuasi di perairan yang di desain untuk memberikan daya apung kepada diri penumpang dan ABK saat jatuh di perairan gunanya untuk mencegah korban tenggelam sementara menunggu pertolongan lebih lanjut.
Lifebuoy ini sendiri memiliki nama lain diketahui yaitu life donut, life ring, ring buoy, kisby ring, dan perry buoy. Kebanyakan lifebuoy memiliki bentuk cincin atau berbentuk seperti tapal kuda dan memiliki tali penghubung agar korban dapat ditarik oleh tim penyelamat ke kapal atau tepian perairan. Lifebuoy tidak hanya terdapat di kapal, namun juga terdapat di pinggiran sungai, laut, dan danau.
B. Jenis dan Bentuk Life Buoy
Jika dilihat dari bentuknya dikenal 2 (dua) macam yaitu bentuk lingkaran dan bentuk tapal kuda. Lifebuoy berbentuk lingkaran banyak diperlukan di kapal karena lebih kuat dan praktis. Karena penggunaannya pelampung penolong itu harus dilemparkan, maka ia harus dibuat dari pada bahan yang ringan sekali.
Jenis-jenis Lifebuoy sebagai berikut :
Lifebuoy |
Lifebuoy with line |
Lifebuoy with light |
Lifebuoy with light and smoke |
Tabel C.1 Jumlah Minimal Lifebuoy pada kapal penumpang |
- Sebuah Lifebuoy juga dilengkapi dengan tali pendek untuk mengikatkan lampu kalsium, baterai, dan lampu elektrik.
- Lampu kalsium terdiri dari sebuah kaleng yang berisi karbit yang akan menyala sewaktu terkena air dengan sinar kuning serta mengeluarkan asap putih (untuk menunjukkan posisi pelampung saat malam hari).
- Lampu kalsium ini mampu menyala dengan terang selama 40 menit dan lampu elektrik mampu menyala selama 8 jam.
- Lifebuoy harus ditempatkan pada sisi-sisi terluar kapal di tempat yang terbuka dan mudah untuk dijangkau serta dapat dipindahkan setiap saat (not permanently secured in any way).
- Sekurang-kurangnya 1 (satu) lifebuoy yang terdapat di sisi lambung kapal harus dilengkapi dengan buoyant lifeline.
- Setengah dari total lifebuoy di kapal harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala (lifebuoy self igniting lights).
- Sekurang-kurangnya 2 (dua) harus dilengkapi dengan asap semboyan (smoke signal) dan juga harus dilengkapi dengan lampu yang dapat menyala secara otomatis saat terlepas dari bracketnya. Pelampung ini harus ditempatkan pada sisi kiri dan sisi kanan sayap anjungan.
- Sekurang-kurangnya 1 (satu) harus ditempatkan pada haluan kapal, dimana harus dilengkapi dengan buoyant lifeline dengan panjang kurang llebih 30 m.
- Yang diletakkan sisi kanan dan kiri tengah maindeck harus dilengkapi dengan lampu otomatis (self igniting light).
- Sekurang-kurangnya 1 (satu) harus diletakkan di sisi belakang kapal yang harus dilengkapi tali dengan panjang kurang lebih 30 m.
Gambar D.1 Penyimpanan Lifebuoy pada tempatnya agar dapat terlepas sendiri Sumber : berbagai sumber |
- Pastikan Retro Reflective Tapes masih dalam keadaan bagus, jika sudah terkelupas ataupun tidak dapat lagi memantulkan cahaya dengan baik maka reflectivenya harus diganti.
- Pastikan nama kapal dan nama tempat register (port of registry) tertulis dan dapat terbaca dengan jelas pada lifebuoy.
- Pastikan tali (Grabline Secured) masih dalam kondisi yang kuat dengan diameter tali tidak boleh kurang dari 9,5 mm, serta panjang tali (Grabline Length) adalah 4 kali diameter luar dari Lifebuoy tersebut. Misalnya diameternya 800 mm maka panjang Grabline nya adalah 4 x 800 adalah 3200 mm.
- Untuk pelampung yang disertai tali pastikan panjang talinya sesuai dengan aturan dalam SOLAS.
- Untuk yang disertai dengan lampu pastikan cahaya lampunya masih dapat berfungsi dengan baik dan sebaiknya periksa secara berkala termasuk tanggal expirednya. Lampu pada lifebuoy harus disertai dengan sertificatnya sebab beberapa inspektor ketika menginspeksi kapal akan memeriksa sertificat tersebut.
- Pastikan berat Lifebuoy tersebut tidak kurang dari 2.5 kg, sedangkan lifebuoy untuk MOB beratnya harus di tidak boleh kurang dari 4,0 kg.
- Pastikan semua pelampung yang ada di atas kapal memiliki sertifikat.
- Pastikan warna badan masih terang yaitu orange for hight visibility.
- Memiliki diameter luar 800 mm dan diameter dalam 400 mm.
- Terbuat dari material apung yang padat atau bahan lain yang sepadan yang diakui oleh pemerintah.
- Harus dapat menyangga beban besi minimal seberat 14,5 kg dapat terapung di dalam air tawar selama 24 jam.
- Memiliki massa lebih dari 2,5 kg.
- Tidak terbakar walau terkurung / terkena api selama 2 detik.
- Lifebuoy yang di lengkapi lampu dan isyarat asap harus memiliki masa minimal 4 kg.
- Dilengkapi tali pegangan keamanan (grab line) dengan diameter minimal 9,5 mm dengan panjang tali 30 m atau 4 x diameter luar.
- Tahan terhadap pengaruh minyak atau hasil-hasil minyak lainnya.
- Mampu menahan benturan dengan air ketika dilemparkan dari ketinggian 30 meter, termasuk komponen pelengkapnya.
- Mempunyai warna yang mudah dilihat dilaut, seperti diberi warna yang mencolok biasanya warna oranye atau merah untuk lifebuoy.
- Nama kapal dan pelabuhan induk pada lifebuoy ditulis dengan hurus kapital guna menunjukkan kepemilikan adalah kapal yang tertulis tersebut.
- Pelampung penolong yang diisi dengan rumput kering, sisa-sisa gabus atau yang daya apungnya tergantung dari ruangan udara yang perlu ditiup, tidak boleh digunakan.
- Pelampung penolong boleh berbentuk lingkaran penuh atau tapal kuda (U). Untuk lingkaran dalam pelampung yang berbentuk lingkaran penuh paling sedikit 45 cm. Pelampung yang berbentuk tapal kuda harus diberi penguat sedemikian rupa sehingga bagian yang terbuka akan tetap berukuran 35-40 cm.
- Lampu lifebuoy dapat menyala secara otomatis (self igniting light) bila pelampung di jatuhkan ke laut.
- Tetap menyala bila kena air
- Arah pancaran lampu keliling dan bila merupakan cerlang paling sedikit 50 cerlang / menit.
- Lampu lifebuoy dapat bertahan nyala paling tidak 2 jam.
- Di kapal tangker, battery harus dari bahan elektrik seperti baterai.
- Harus dapat beroperasi / aktif secara otomatis bila penumpang di jatuhkan ke laut
- Dilengkapi smoke signal yang mengeluarkan asap dengan warna mencolok selama paling sedikit 15 menit secara terus-menerus bila terapung.
- Tetap mengeluarkan asap walaupun tertiup angin.
- Tetap dapat bekerja walaupun terendam dalam air selama 10 detik.
- Tidak rusak bila di jatuhkan dari ketinggian di mana pelampung di tempatkan.
- Tidak mudah rapuh
- Memiliki diameter tidak kurang dari 0,8 cm
- Memiliki kekuatan putus tidak kurang dari 5 kN (kN : Kilo Newton)
- Dilengkapi dengan tali-tali pegangan yang diikat di sekeliling pelampung dengan kuat, dan pada sebuah kapal paling sedikit terdapat sebuah pelampung penolong, dilengkapi dengan tali buangan yang terapung dengan panjang minimal 27,5 m.
- Ditempatkan sedemikian rupa sehingga siap untuk dipakai dan cepat tercapai tempatnya oleh setiap orang yang ada di kapal. Dua diantaranya dilengkapi dengan lampu yang menyala secara otomatis pada malam hari dan mengeluarkan asap secara otomatis pada waktu siang hari.
- Cepat dapat dilepaskan, tak boleh diikat secara tetap dan cepat pula dilemparkan dari anjungan ke air.
- Berenanglah ke arah lifebuoy (pelampung penolong)
- Saat pelampung penolong berada dalam jangkauan (badan menghadap ke pelampung)
- Tekan sisi pelampung penolong pada bagian yang dekat dengan anda, menggunakan kedua tangan yang akan membuat sisi pelampung lainnya naik melewati kepala sehingga badan masuk ke lubang / lingkaran pelampung.
- Apabila pelampung penolong dilengkapi dengan tali penyelamat, pastikan simpul tali penyelamat berada di belakang tubuh. Hal ini akan menyebabkan anda bergerak mundur saat tali penyelamat ditarik oleh penolong sehingga memudahkan dalam penarikan dan ombak yang datang dari arah belakang tidak langsung mengenai wajah.
- Masukkan lengan tangan ke tali pegangan guna pengait pelampung agar tidak terlepas apabila terhempas ombak.
- Pegang tali pegangan sebelah kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya untuk memperkuat kaitan terhadap pelampung penolong.
- Dengan posisi terlentang bergeraklah mundur menggunakan kaki.