Friday, June 10, 2022

Makanan dan Minuman di Dalam Survival Craft, Apakah Ada?

Halo Kawan Laut masih ingat tidak dengan survival craft yang dipakai untuk menyelamatkan penumpang kapal pada saat kondisi darurat dan harus meninggalkan kapal? Ya, survival craft tersebut adalah Lifeboat dan Liferaft. Sebelumnya artikel kita ada yang membahas mengenai Liferaft dan Lifeboat. Kawan Laut masih ingat tidak apa saja peralatan yang tersedia pada alat keselamatan tersebut? Yup.. Di dalam Lifeboat dan Liferaft tersedia peralatan survival kit sebagai peralatan untuk bertahan hidup di tengah laut dalam keadaan darurat hingga tim penyelamat datang untuk menolong. Nah dalam survival kit tersebut ada yang menjadi kebutuhan terpenting untuk bertahan hidup yaitu makanan dan minuman darurat. Sekarang mari kita ulas bersama yuk mengenai makanan dan minuman darurat. 


Gambar 1. Survival Kit

1. Makanan Darurat 

    Makanan menjadi salah satu kebutuhan terpenting dalam kondisi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, makanan menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan dalam kondisi darurat dan harus selalu tersedia di Liferaft dan Lifeboat. Makanan darurat pada Liferaft dan Lifeboat ini harus memenuhi persyaratan yang sudah diatur oleh IMO Live-Saving Appliances (LSA) Code. 

Kuantitas makanan darurat yang tersedia harus sesuai dengan kapasitas orang yang ada dalam Liferaft dan Lifeboat. Masing-masing orang mendapatkan 1 ransum makanan dengan kalori yang sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya dalam 1 ransum makanan terdiri dari 10.000 kJ atau kalau di konversi kedalam kalori sama dengan 2.400 kcal. Untuk kandungan gizi yang terdiri dalam makanan ini harus sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Berikut adalah tabel kandungan gizi pada 1 ransum makanan. 

Kandungan Gizi : 

Jumlah Ransum            500 g - 550 g 

Energi                            : min. 10.000 kJ (2.400 kcal) 

Kelembaban                   : max 3% - 7% 

Garam : max. 0,2% 

Karbohidrat : 60% - 70% Berat = 50% - 60% Energi 

Lemak : 18% - 23% Berat = 33% - 43% Energi 

Protein : 6% - 10% Berat = 5% -8% Energi 


Gambar 2. Makanan darurat dengan kemasan kaleng 



Gambar 3. Makanan Darurat dengan kemasan fleksibel 

 
Ransum makanan dapat dikemas dengan kaleng ataupun dengan kemasan plastik (flexible package). Jika menggunakan kemasan plastik, setidaknya harus dilaminasi terlebih dahulu dengan setidaknya 1 lapis aluminium foil. Kemasan makanan darurat harus mudah untuk dibuka dan berbentuk siap untuk dibagi-bagi. Tahan air dan kedap udara. 

Makanan dan kemasan makanan darurat ini sebelumnya harus diuji dan harus mendapat sertifikat lulus uji dari pihak yang mendapatkan wewenang untuk menguji ransum makanan dan kemasannya. Setelah ini, kita bahas bersama untuk pengujian ransum makanan dan kemasannya. 

2. Minuman Darurat 

    Minuman juga hal yang tidak kalah penting untuk tubuh kita. Oleh karena itu, minuman darurat tidak boleh terlewatkan untuk tersedia di dalam Liferaft dan Lifeboat. Untuk kuantitas dari air minum darurat ini sudah teregulasi oleh International Maritime Organization (IMO) Life Saving Appliances (LSA) Code Air minum yang ada di Liferaft dan Lifeboat disediakan sesuai dengan kapasitas orang pada Liferaft dan Lifeboat. 

  • Untuk air minum yang tersedia pada Liferaft, yaitu 1,5 liter untuk setiap orang. 
  • Sedangkan pada Lifeboat, yaitu 3 liter untuk setiap orangnya. 

    Kawanlaut, ternyata di dalam IMO LSA Code ada mengatur mengenai penyediaan alat untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang siap untuk diminum loh. Air minum yang tersedia pada Liferaft dan Lideboat dan yang telah diatur oleh IMO LSA Code, sebagiannya dapat digantikan dengan peralatan de-salting atau dengan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator yang dapat menghasilkan jumlah air minum yang sama dengan jumlah air yang tersedia dalam 2 hari. 

    Jika ingin menyediakan peralatan de-salting dapat menggantikan 1/3 air minum yang tersedia (0.5 liter pada liferaft atau 1 liter pada lifeboat). Sedangkan jika ingin menyediakan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator dapat menggantikan 2/3 air minum yang tersedia (1 liter pada liferaft atau 2 liter pada lifeboat). Kawan laut tahu tidak apa itu peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator?


Gambar 4. Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator 

    
Peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan untuk menghilangkan kadar garam yang berlebih pada air menjadi air yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Apa sih perbedaan peralatan de-salting dengan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator? Peralatan de-salting menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kadar garam yang terkandung pada air laut. Sedangkan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan yang dioperasikan secara manual untuk menggerakan air laut dengan diberikan tekanan tinggi ke air dengan konsentrasi rendah yang melewati membran semipermeable. Untuk Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator ini harus memenuhi performa standard dan uji performa yang telah diatur pada IMO MSC Circular 1048.

Gambar 5. Peralatan de-salting

Air minum darurat ini harus memenuhi persyaratan Internasional untuk kandungan kimia dan mikrobiologinya. Sehingga dibutuhkannya type approval atau pengujian untuk kandungan air minum darurat ini. Selain kandungan pada air minum, kemasan air minum juga harus di type approval loh Kawanlaut. Untuk pengujiannya akan dibahas pada bagian selanjutnya. Sekarang kita bahas dulu yuk mengenai syarat-syarat untuk kemasan air minum darurat ini.


Gambar 6. Air minum darurat kemasan kaleng



Gambar 7. Air minum darurat kemasan fleksibel

Kemasan air minum darurat dapat dikemas menjadi bagian-bagian kecil yang dikemas secara terpisah. Kemasan air minum darurat harus kedap air yang tersegel dengan bahan yang tahan korosi atau bahan yang di treat untuk tahan korosi. Umumnya dengan kemasan fleksibel yang berupa kontruksi laminasi termasuk setidaknya 1 lapis aluminium foil. Setiap kemasan di beri label, minimal dengan informasi tanggal pengepakan, nomor lot, jumlah kandungan yang terkandung dalam air, dan petunjuk penggunaannya. 

3. Pengujian pada Makanan dan Minuman Darurat

   Seperti yang sudah disebutkan diatas, kandungan makanan dan minuman darurat serta kemasannya perlu dilakukan type approval. Untuk pengujiannya melalui beberapa tahap seperti yang telah diatur di dalam ISO 18813:2006.

1)      Uji Komposisi Makanan

Pada uji ini, tim penguji menganalisis untuk ransum makanan. Untuk setiap ransum makanan, komposisi makanan harus sesuai dengan yang telah disyaratkan, yaitu :

Kandungan Gizi:

Jumlah Ransum          : 500 g – 550 g

Energi                          : min. 10.000 kJ (2.400 kcal) 

Kelembaban                : max 3% - 7%

Garam                         : max. 0.2%

Karbohidrat                  : 60% - 70% Berat      = 50% - 60% Energi

Lemak                          : 18% - 23% Berat      = 33% - 43% Energi

Protein                         : 6% - 10% Berat        = 5% - 8% Energi 

2)      Uji Volume Minuman

Pengujian ini dimaksudkan untuk memverifikasi apakah volume yang tertera pada label kemasan sesuai atau tidak sesuai.

3)      Uji Suhu Rendah dan Tinggi pada Kemasan

Pada setiap uji kemasan memerlukan 2 (dua) sampel kemasan yang terisi dan 2 (dua) kemasan kosong yang disiapkan dan tersegel dengan cara yang sama. Pada uji ini, kemasan akan diletakkan pada chamber yang dapat diatur untuk suhunya. Kemasan pada chamber akan diberikan suhu rendah yaitu -30°C selama 24 jam, lalu dilanjutkan pada suhu tinggi yaitu 65°C selama 24 jam.

Pada tes ini tidak diperbolehkan ada terlihat nyata kerusakan pada kemasan, lapisan pelindung, penyegelan, atau tanda yang diperlukan pada kemasan. 

4)      Uji Kebocoran pada Kemasan

        Pada uji kebocoran, 2 (dua) sampel kemasan yang akan diuji adalah sampel kemasan kosong yang telah melalui uji suhu rendah dan tinggi, Selanjutnya sampel akan diuji untuk kebocoran dengan prosedur pengujian sebagai berikut. 

      • Kemasan kaleng : Kemasan akan direndam pada air mendidih selama 10 menit. Setelah itu, panas akan berpindah ke kemasan dan kemasan diperiksa pada posisi tetap terendam oleh air. Pada uji ini, tidak boleh adanya gelembung. Jika terlihat adanya gelembung, hal ini menjadi indikasi adanya kebocoran pada kemasan.
      • Kemasan fleksibel : Pada uji ini, kemasan hanya diremas oleh tangan. Kemasan tidak boleh meledak dan tidak terbukti adanya kebocoran. 

5)      Uji Perendaman Air (Water Immersion Test) pada Kemasan

Pada 2 (dua) sampel yang terisi dan telah melalui uji suhu rendah dan tinggi, selanjutnya akan di lanjutkan dengan pengujian perendaman air. Sampel akan direndam oleh air dengan salitasi yang mendekati air laut selama 24 jam. Setelah itu, sampel akan diperiksa apakah ada kerusakan secara nyata pada kemasan, tanda yang diperlukan pada kemasan, atau penyegalan pada kemasan.

6)      Uji Ketahanan (Durability Test) pada Kemasan

Pada uji ketahanan ini memerlukan 2 (dua) sampel terisi yang telah melalui uji perendaman air. Dua sampel terisi diletakkan pada kotak kubik dengan ukuran 450 mm disetiap sisinya yang dapat berputar searah jarum jam terhadap sumbu rotasi. Pada uji ini, kotak akan di putar searah jarum jam dengan kecepatan 10 putaran per menit dengan total 100 putaran.


Gambar 8. Peralatan Durability Test

Selanjutnya, kemasan harus dibuka dan memeriksa isinya. Segel kemasan dan isi tidak boleh ada kerusakan.

7)      Uji Korosi pada Kemasan

Pada uji korosi ini memerlukan 2 (dua) sampel kemasan terisi yang telah melalui uji ketahanan dan 2 (dua)  sampel kemasan terisi lain yang sudah melalui uji suhu rendah dan tinggi, uji perendaman air, dan uji ketahanan. Sampel-sampel tersebut disemprotkan dengan air garam (5%SCl) pada suhu 35°C±3 selama 100 jam.

Selanjutnya melakukan pemeriksaan pada segel kemasan dan isinya. Segel kemasan serta isinya tidak boleh terjadi kerusakan. Tanda korosi yang ada pada 2 (dua) sampel kemasan terisi sebelumnya tidak boleh melebihi banyaknya korosi pada 2 (dua) sampel terisi yang baru.

8)      Uji Jatuh pada Kemasan

Uji jatuh  memerlukan 2 (dua) sampel kemasan terisi. Sampel ini dijatuhkan pada ketinggian 3 m. Pada sampel pertama harus jatuh pada permukaan ujungnya dan untuk sampel yang lain harus jatuh pada permukaan sisinya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada kemasan. Tidak boleh adanya kerusakan pada segel kemasan.

4.     Perawatan dan Inspeksi Periodik

1)      Makanan Darurat

Makanan darurat harus diganti jika telah melewati tanggal kadaluwarsanya. Jika pada kemasan tidak tertera tanggal kedaluwarsa, maka harus diganti jika telah berusia melebihi 5 (lima) tahun. Selain melihat dari tanggal kedaluwarsa, juga harus dilakukan inspeksi terhadap kemasan makanan.

Pada makanan darurat yang dikemas menggunakan kaleng dapat diperiksa dengan melalui pemeriksaan visual terhadap kondisi kemasan. Sedangkan makanan darurat yang dikemas menggunakan kemasan fleksibel dapat dilihat apakah terjadi kelonggaran pada kemasan atau tidak. Karena kemasan fleksibel menggunakan bahan yand dikompresi ketat dengan isinya, maka jika terjadi kelonggaran pada kemasan mengindikasikan terjadinya kehilangan segel. Jika terjadi hal tersebut, paket makanan darurat perlu diganti.

2)      Air Minum Darurat

Untuk air minum darurat sama halnya dengan makanan darurat. Jika air minum darurat telah melewati tangal kedaluwarsa, maka perlu diganti. Jika pada kemasan tidak tertera tanggal kedaluwarsanya, maka paket air minum darurat tersebut perlu diganti setelah berusia 5 (lima) tahun.

Jika air minum darurat dikemas dengan kemasan kaleng, maka perlu dilakukannya pemeriksaan ke-vakuman dengan uji slap. Jika pada uji slap terdengar suara klik apapun, maka hal itu menjadi bukti vakum pada kemasan dapat diterima. Jika diantaranya terdapat kemasan kaleng yang meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan membuka beberapa kaleng diantaranya. Jika saat pembukaan kaleng terdengar suara desisan terus-menerus, maka sisa kaleng yang diragukan dapat diterima dan tidak perlu pemeriksaan dengan membuka kemasan. Untuk kemasan yang telah terbuka dapat diganti.

Jika air minum darurat dikemas dengan kemasan fleksibel, maka hanya perlu pemeriksaan dengan meremas kemasan menggunakan tangan.

Air minum darurat di Lifeboat yang tidak dikemas dalam bagian-bagian kecil atau disimpan pada jumlah yang besar dalam sebuah tangki harus diganti setiap inspeksi. Tangki air minum darurat ini harus dibersihkan secara menyeluruh sebelum kembali diisi dengan air. 

Nah KawanLaut, sekian penjelasan terkait makanan dan minuman darurat yang terdapat pada survival kit. Semoga melalui penjelasan singkat ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan meningkatkan wawasan KawanLaut terkait alat keselamatan pelayaran lebih lanjut! 

Referensi

Bryan, E. (2013). Demo: SeaPack - Emergency Desalinator. Retrieved Mei 13, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=AmvD6nrbizQ

dNet, R. (2021). Begini Ternyata Cara Mengubah Air Laut Menjadi Air Tawar - Desalination Plant. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=yNeVHZnFr-o

Indonesia, G. B. (2021, Agustus 2). Seawater Reverse Osmosis (SWRO) Mengubah Air Laut Menjadi Air Siap Konsumsi. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=t-RcbS2jwO0

INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE. (2008). CHAPTER IV - SURVIVAL CRAFT. In I. L.-S. CODE, INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE (pp. 17-19, 34-35). INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE.

International Maritime Organization. (2002). PERFORMANCE STANDARDS AND PERFORMANCE TESTS FORMANUALLY POWERED REVERSE OSMOSIS DESALINATORS. MSC/Circular 1048 (pp. 1-5). London: International Maritime Organization.

International Organization for Standardization. (2006). Ships and marine technology — Survival equipment for survival craft and rescue boats. International Organization for Standardization (pp. 11-13, 22). Switzerland: International Organization for Standardization.

Mackintosh, G. (2013, Juli 3). Katadyn Survivor 35 reverse osmosis desalinator. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=YnVKWCZdIIo

Online, Marine;. (2019). Lifeboats and Liferafts Survival Kit Accessories. Retrieved May 13, 2022, from Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=r4yWdd0i8HI

Ragetisvara, A. A., & Sulistiyaning, H. (2021). Studi Kemampuan Desalinasi Air Laut Menggunakan Sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada Kapal Pesiar. Jurnal Teknik ITS, 1-6.

Safitri, R. U. (2020, Oktober 23). Bagaimana Proses dan Cara Kerja Desalinasi Air Laut? Retrieved Mei 14, 2022, from Adika Tirta Daya: https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-air-laut/

Spealman, C. R. (1944). THE CHEMICAL REMOVAL OF SALTS FROM SEA WATER TO PRODUCE POTABLE WATER. Science, 185.

Survival, P. (2011, Februari 21). Survival at Sea: Reverse Osmosis Pump. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=4xX33EwSiwY

UNY, C. E. (2019, Ferbruari 4). Percobaan Osmosis dan Osmosis Balik/Reverse Osmosis (RO). Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=mop9RVz1vNY&t=590s

US MILITARY EMERGENCY SEA WATER DESALTER KIT ~NOS~. (n.d.). Retrieved Mei 13, 2022, from Worth Point: httpswww.worthpoint.com/worthopedia/us-military-emergency-sea-water-desalter-kit-7

 


1 comment:

Kenalan dengan Bahan Insulasi berdasarkan A dan B Class !

Hallo Kawanlaut ! sekarang kita kenalan yuk, dengan apa itu Bahan Insulasi? Insulasi Kelas A terdiri dari bahan seperti kapas, sutra, dan ke...