Wednesday, June 22, 2022

Life Raft Alat Bertahan Hidup Di Laut, Mengapa Life Raft Itu Penting?

Hallo Kawanlaut! Alat keselamatan sudah menjadi barang yang wajib ada pada setiap kapal. Salah satu alat keselamatan yang paling serbaguna adalah Life Raft. Alat ini terdiri dari berbagai macam alat keselamatan saat terjadi situasi darurat. Mari mengenal lebih lanjut tentang Life Raft alat keselamatan dalam artikel berikut ini.

1. Pengenalan fungsi

Apa Itu Life Raft?

Life Raft adalah salah satu alat safety kapal yang berfungsi untuk menyelamatkan para penghuni kapal pada situasi darurat yang mengharuskan penumpang meninggalkan kapal. Alat ini bisa dibilang merupakan sekoci darurat atau rakit penolong. Sering juga disebut dengan Inflatable Life Raft karena ketika digunakan, alat ini mengembang seperti ditiup angin.

Bentuk Life Raft berbeda jauh ketika masih di atas kapal dan saat di atas air laut. Saat belum digunakan, life raft memiliki bentuk seperti tabung fiberglass berwarna putih atau seperti pada contoh gambar dibawah ini.

Gambar 1 : Life Raft yang belum diluncurkan 


Jika waktunya digunakan, life raft yang sebelumnya berbentuk seperti tabung fiberglass berwarna putih, maka akan berubah bentuk seperti perahu karet dengan tenda pelindung atau pada contoh gambar dibawah ini.


Gambar 1 : Life Raft yang sudah diluncurkan 

Persyaratan Life Raft

Kesepakatan tentang alat keselamatan kapal yang tertuang dalam regulasi SOLAS (Safety of Life at Sea) mengatur seperti apa life raft yang baik dan benar. Berikut ini beberapa persyaratan life raft menurut aturan SOLAS.
  1. Harus tahan terhadap semua kondisi laut selama 30 hari.
  2. Harus dapat bekerja dengan baik saat dilemparkan ke laut dari ketinggian 18 m.
  3. Harus tahan beberapa kali lompatan dari ketinggian minimal 4,5 m.
  4. Konstruksi life raft dan perlengkapannya harus tahan terhadap penarikan dengan kecepatan 3 knot di air tenang dengan muatan penuh oleh orang dan peralatan serta dengan salah satu jangkar lautnya.
  5. Memiliki kanopi untuk melindungi penumpang dari pengaruh lingkungan, yang secara otomatis terpasang pada saat liferaft mengembang di atas permukaan air.
  6. Memiliki kapasitas maksimal untuk 8 orang.
  7. Berat life raft, wadahnya dan perlengkapannya tidak boleh lebih dari 185 kg.
  8. Dilengkapi dengan hidrostatis yang efisien (hru).
  9. Dilengkapi dengan setidaknya satu jendela untuk memandang ke luar.
  10. Dilengkapi dengan sarana pengumpulan air hujan.
  11. Memiliki warna yang mencolok, misalnya oranye.
Alat-alat yang harus ada didalam Life Raft

Menurut SOLAS, setiap life raft harus berisi alat-alat berikut ini:
  1. Pisau sebanyak 1 atau 2, menyesuaikan kapasitas liferaft.
  2. Gayung sebanyak 1 atau 2, menyesuaikan kapasitas liferaft.
  3. 2 spons.
  4. 2 dayung apung.
  5. 3 pembuka kaleng.
  6. 2 jangkar laut.
  7. 1 gunting.
  8. 1 kotak tahan air P3K.
  9. 1 peluit.
  10. 1 obor tahan air untuk mengirim kode morse dengan 1 set baterai dan bohlam cadangan.
  11. 1 cermin sinyal / heliograf.
  12. 1 reflektor radar.
  13. 1 kartu tahan air sinyal penyelamat hidup.
  14. 1 alat pancing.
  15. Jatah makanan tidak kurang dari 2.390 kilo kalori untuk setiap orang.
  16. Jatah air (1,5 liter air tawar untuk setiap orang)
  17. 1 wadah minum tahan karat.
  18. Obat anti mabuk laut dan satu kantong mabuk laut untuk tiap orang.
  19. Buku tentang survival atau cara bertahan hidup.
  20. Alat piroteknik untuk memberi sinyal darurat (6 hand flare, 4 rocket parachute flare, 2 smoke signal)
Aksesoris Life Raft

Life Raft memiliki beberapa aksesoris penunjang yaitu ratchet belt dan hru  for life raft. Kedua alat ini harus dalam keadaan stand by dan belum digunakan. Untuk lebih ricinya adalah:
  1. Ratchet belt adalah semacam sabuk yang bertugas mengikat tabung life raft pada wadahnya.
  2. Hru for liferaft adalah alat Hydrostatic Release Unit (HRU) yang berfungsi untuk meluncurkan liferaft secara otomatis pada saat kapal tenggelam.
Peluncuran Life Raft
  1. Peluncuran life raft menggunkan aktivasi Hydrostatic Release Unit (HRU)
  • Saat kapal tenggelam hingga 4 meter, tekanan air akan mengaktifkan pisau tajam di HRU
  • Pisau ini akan memotong tali pengaman di sekitar wadah / tabung liferaft dan akan mengapung bebas
  • Saat kapal tenggelam lebih jauh, tali painter akan meregang dan akan mengembangkan life raft dengan tarikannya
  • Karena kenaikan tekanan air dan daya apung, sambungan tali yang lemah akan putus sekitar 2,2 kN +/- 0,4 dan liferaft nya akan berada di permukaan.
    2. Meluncurkan life raft secara manual
  • Pastikan tali painter terikat ke sisi kapal pada titik yang kuat
  • Lepaskan pagar dan periksa ke luar untuk menghilangkan penghalang
  • Lepaskan kait dari cradle
  • Dua orang mengangkat life raft dan membuangnya ke laut
  • Setelah dilempar, tarik tali painter dengan kencang sampai liferaft mengembang
  • Dengan tetap menarik painter, tarik ke arah sisi kapal
  • Turunkan tangga embarkasi atau langsung terjun ke life raft tergantung situasi dan waktu yang tersedia
  • Duduklah berhadapan secara tatap muka untuk mencegah ketidakseimbangan life raft
  • Pastikan SART dan EPIRB telah diaktifan
  • Hitung berapa orang personil yang naik
  • Potong painter dengan menggunaken pisau yang disediakan dan gunakan dayung atau jangkar laut, menjauh dari kapal
  • Jika life raft mengembang dan terbalik, ia memiliki tali pengikat yang mampu menstabilkannya. Naik ke silinder CO2 dan tarik ke arah yang sama seperti arah angin untuk melakukannya.
    3. Meluncurkan life raft dengan davit
  • Lepaskan pagar
  • Lepaskan lashing dari wadah
  • Turunkan davit dan kunci dengan pengait untuk diangkat
  • Tarik painter keluar sekitar 5-6 meter
  • Amankan tali painter
  • Tarik painter panjang penuh
  • Angkat tabung life raft sampai ketinggian tertentu
  • Tarik painter dengan kemcang dan biarkan mengembang
  • Setelah mengembang, kencangkan liferaft
  • Satu orang harus masuk dan melakukan pengecekan
  • Kumpulkan SART dan EPIRB
  • Masuklah ke dalam dan duduklah merata
  • Lepaskan tali bowsing
  • Periksa area peluncuran yang tepat
  • Turunkan liferaft dengan menggunakan pelepasan brake
  • Mengoperasikan pelepasan kait/ hook 1m di atas air atau membiarkan life raft menaiki puncak gelombang untuk meletakkan beratnya di atas air dan secara otomatis akan lepas kaitan tersebut
  • Potong painter
1. Perawatan dan Masa Kadaluarsa Life Raft

Gambar 3: Masa service Life Raft

    Sama seperti alat safety kapal pada umumnya, life raft juga harus dirawat dengan baik dan memiliki masa kadaluarsa. Life raft harus diservice alias dilakukan pengecekan rutin setiap satu tahun sekali. Seperti pada contoh gambar 3 tertera tulisan “Nex Service November 2020”.

Dalam masa service tersebut, dilakukan pengecekan terhadap semua alat yang ada di life raft mulai dari tabung, makanan darurat, alat piroteknik, dll. Apabila ada komponen yang rusak maka harus segera diganti.

Masa kadaluarsa life raft bergantung pada banyak faktor. Misalnya life raft yang terpasang pada kapal dengan kilometer tempuh yang tinggi akan membuat tabung life raft jadi lebih rapuh sehingga berpengaruh terhadap masa kadaluarsanya. Tapi dengan perawatan yang baik, liferaft dapat tahan lama bahkan hingga belasan tahun.

2. Jenis Life Raft

Life raft memiliki beberapa tipe, antara lain:

a. Life raft yang diluncurkan dengan sistem Davit
  • Liferaft yang diluncurkan dengan sistem davit harus dihubungkan ke sistem davit dan kemudian dikembangkan di atas dek, sehingga memungkinkan penumpang untuk naik rakit dari dek. Rakit ini kemudian diluncurkan ke air. Liferaft harus setidaknya 9 meter ke depan menjauhi baling-baling kapal.
b. Life raft yang memperbaiki posisi sendiri (Self-righting liferaft)
  • Liferaft yang berubah secara otomatis dari posisi terbalik ke posisi tegak.
c. Throw over life raft Liferaft throw-overboard dilepaskan dari cradle dan kemudian dilempar ke laut, atau meluncur secara otomatis saat dilepaskan. Ketika memasuki air, life raft mengembang menarik tali pemicu dan ‘kemudian siap untuk dinaiki.

3. Arragement Life Raft Diatas Kapal

    Saat belum digunakan, life raft memiliki bentuk seperti tabung fiberglass berwarna putih. Biasanya life raft diletakkan di sisi kiri dan kanan kapal dekat sekoci/lifeboat agar mudah dilempar ke laut saat hendak digunakan. Tidak banyak penumpang kapal yang mengenalinya, padahal alat ini memiliki fungsi yang sangat penting, yaitu menyelamatkan jiwa penghuni kapal saat terjadi kondisi gawat darurat.

Saat digunakan, tabung putih life raft akan dilempar ke laut. Kemudian akan ada seutas tali yang ditarik. Tali tersebut akan memicu pompa di dalam tabung liferaft untuk mulai bekerja memompa liferaft sehingga tabung terbuka dan liferaft pun terkembang dengan sempurna, membentuk kapal pelampung dengan penutup di atasnya.

Kesimpulan

Life Raft adalah salah satu alat safety kapal yang berfungsi untuk menyelamatkan para penghuni kapal pada situasi darurat yang mengharuskan penumpang meninggalkan kapal. Alat ini bisa dibilang merupakan sekoci darurat atau rakit penolong yang bertahan terhadap semua kondisi laut selama 30 hari dengan kapasitas maksimal untuk 8 orang.

Kesepakatan tentang alat keselamatan kapal yang tertuang dalam regulasi SOLAS (Safety of Life at Sea) mengatur Life Raft baik yang berkaitan dengan pesyaratan life raft mauapun alat-alat kelengkapan di dalam Life Raft sehingga bisa dipergunakan dengan secara efektif dan efisien.

Referensi



http://52prayoga.blogspot.com/2017/10/penjelasan-umum-mengenai-life-raft.html




Friday, June 17, 2022

Lifejacket, Apa itu?

Hallo KawanLaut! 

1. Pengenalan Fungsi Lifejacket

    Lifejacket atau jaket pelampung merupakan salah satu perangkat keselamatan yang penting dan harus tersedia di kapal. Lebih dari dua pertiga penyebab musibah kapal adalah tenggelamnya kapal dan 90% dari korban tenggelam tidak menggunakan jaket pelampung [1].
Lifejacket Sesuai Standar SOLAS

Ketentuan itu antara lain sebagai berikut [1] :
  1. Harus dilengkapi dengan pluit dan lampu yang dikencangkan dengan tali pengikat.
  2. Harus dilengkapi dengan tali pelampung yang dapat dilepas atau alat lain untuk mengamankannya ke jaket pelampung orang lain di dalam air.
  3. Harus dilengkapi dengan sarana untuk memungkinkan penyelamat mengangkat pemakainya dari air ke dalam kapal penyelamat.
  4. Jaket tidak boleh terbakar atau meleleh saat terkena api selama 2 detik.
  5. Saat meloncat dari ketinggian minimal 4,5 m ke dalam air tidak terjadi cedera dan terlepas atau merusak lifejacket.
  6. Harus memiliki daya apung yang tidak berkurang lebih dari 5% setelah 24 jam direndam di air tawar
  7. Harus ada jaket pelampung untuk setiap orang di atas kapal. Plus jaket pelampung untuk setiap anak atau 10% dari jumlah penumpang, mana yang lebih tinggi.
2. Jenis - jenis Lifejacket

    Berdasarkan jenis bahannya, jaket pelampung terdiri dari dua jenis, yaitu ada yang terbuat dari busa (gabus) dan yang menggunakan udara. Masing-masing jenis tersebut memiliki daya apung maksimal, tingkat kekuatan dan batasan-batasan yang berbeda satu sama lain [2].

Gambar 1. Beberapa tipe Lifejacket

Kawanlaut, berikut beberapa tipe lifejacket:

1. Lifejacket Tipe I – tipe yang menggunakan busa.
    Digunakan saat penjelajahan (arung jeram), perlombaan, pemancingan di lepas pantai, saat naik perahu sendirian atau saat badai. Daya apung minimalnya yaitu sekitar 10 Kg (22 lbs.) untuk orang dewasa dan 5 Kg (11 lbs.) untuk anak-anak.
Gambar 2. Lifejacket Tipe 1

2. Lifejacket Tipe II – tipe yang menggunakan busa.
    Digunakan saat menjelajahi pedalaman, memancing dan berlayar. Baik digunakan saat menaiki perahu jenis ringan. Daya apung minimalnya yaitu sekitar 7 Kg (15.5 lbs.) untuk orang dewasa.

Lifejacket Tipe II – tipe yang menggunakan udara.
Digunakan saat menjelajahi daerah sangat pedalaman dan di daerah dekat pantai. Daya apung minimalnya yaitu sekitar 15,5 Kg (34 lbs.) untuk orang dewasa.

Gambar 3. Lifejacket Tipe II


3. Lifejacket Tipe III – tipe yang menggunakan busa.
    Digunakan saat aktivitas yang diawasi seperti pelayaran regatta, balap jeram, ski air, memancing, kano dan kayak. Daya apung minimalnya yaitu sekitar 7 Kg (15.5 lbs.) untuk orang dewasa.

Lifejacket Tipe III – tipe yang menggunakan udara
Digunakan saat berperahu di panta dan dekat pantai. Serta pada saat melakukan kegiatan yang diawasi seperti pelayaran regatta, balap jeram, ski air, memancing, kano dan kayak. Daya apung minimalnya yaitu sekitar 10,2 Kg (22.5 lbs.) untuk orang dewasa.

Gambar 4. Lifejacket III

4. Lifejacket Tipe IV – tipe yang dilempar
    Tipe IV dirancang untuk dilemparkan ke korban yang terapung di laut atau sebagai melengkapi daya apung orang yang berlebihan. Cara penggunaanya tidak dengan dikenakan. Daya apung minimalnya sekitar 7,5 Kg (16.5 lbs.) untuk pelampung berbentuk cincin atau 8 Kg(18 lbs.) untuk pelampung berbentuk bantal kapal.

Gambar 5. Lifejacket Tipe IV


5. Tipe V – jaket pelampung untuk penggunaan khusus
    Terbatas menurut rancangan khusus sesuai dengan peruntukannya seperti sailboard harness, setelan dek, rompi untuk berayun, arung jeram komersil atau mantel pelampung. Daya apung minimalnya sekitar 7 Kg (15.5 lbs.) sampai 10 Kg (22 lbs.) untuk orang dewasa.

Tipe V – tipe udara yang otomatis mengembang
Terbatas menurut rancangan contohnya ikat pinggang, setelan dek atau mantel pelampung. Daya apung minimalnya sekitar 3,5 Kg (7.5 lbs.) untuk yang menggunakan busa dan 10 Kg (22 lbs.) untuk yang menggunakan udara.

3. Peletakan Lifejacket di atas kapal

    Ketentuan jumlah dan Penempatan Lifejacket pada kapal penumpang berdasarkan SOLAS Reg.III/7-2 adalah sebagai berikut:

a. Sebuah Lifejacket harus tersedia untuk setiap orang diatas kapal, dan dengan ketentuan [3]:
  • Untuk kapal penumpang dengan pelayaran kurang dari 24 jam, jumlah lifejacket untuk bayi setidaknya sama dengan 2,5% dari jumlah penumpang
  • Untuk kapal penumpang dengan pelayaran lebih dari 24 jam, jumlah lifejacket untuk bayi harus disediakan untuk setiap bayi di dalam kapal
  • Jumlah lifejacket untuk anak – anak sedikitnya sama dengan 10% dari jumlah penumpang atau boleh lebih banyak sesuai permintaan ketersediaan lifejacket untuk setiap anak
  • Jumlah lifejacket yang cukup harus tersedia untuk orang – orang pada saat akan menuju survival craft. Lifejacket tersedia untuk orang – orang yang berada di bridge deck, ruang control mesin dan tempat awak kapal lainnya.
  • Jika lifejacket yang tersedia untuk orang dewasa tidak di desain untuk berat orang lebih dari 140 kg dan lingkar dada mencapai 1.750 mm, jumlah lifejacket yang cukup harus tersedia di kapal untuk setiap orang tersebut
b. Lifejacket harus ditempatkan pada tempat yang mudah diakses dan dengan penunjuk posisi yang jelas

c. Lifejacket yang digunakan di totally enclosed lifeboat, kecuali free fall lifeboats tidak boleh mengahalangi akses masuk ke dalam lifeboat atau tempat duduk, termasuk pada saat pemasangan sabuk pengaman.

Ketentuan Perencanaan Peletakan Lifejacket berdasarkan SOLAS Reg.III/22 adalah sebagai berikut:
  1. Lifejacket harus diletakkan di tempat yang mudah dilihat , di geladak atau di muster station
  2. Lifejacket penumpang diletakkan diruangan yang terletak langsung diantara area umum dan muster station. Untuk kapal pelayaran lebih dari 24 jam , lifejacket harus diletakkan di area umum, muster station atau diantaranya.
  3. Lifejacket yang digunakan pada kapal penumpang harus tipe lifejacket light
Referensi

[1] "Life Jacket, Jenis dan Fungsinya," [Online]. Available: https://velascoindonesia.com/life-jacket/. [Accessed April 2022].

[2] "Lifejacket/ Personal Floating Device (PFD)," April 2022. [Online]. [Accessed 2022].

[3] "Live Saving Appliances," April 2022. [Online].

 

Friday, June 10, 2022

Makanan dan Minuman di Dalam Survival Craft, Apakah Ada?

Halo Kawan Laut masih ingat tidak dengan survival craft yang dipakai untuk menyelamatkan penumpang kapal pada saat kondisi darurat dan harus meninggalkan kapal? Ya, survival craft tersebut adalah Lifeboat dan Liferaft. Sebelumnya artikel kita ada yang membahas mengenai Liferaft dan Lifeboat. Kawan Laut masih ingat tidak apa saja peralatan yang tersedia pada alat keselamatan tersebut? Yup.. Di dalam Lifeboat dan Liferaft tersedia peralatan survival kit sebagai peralatan untuk bertahan hidup di tengah laut dalam keadaan darurat hingga tim penyelamat datang untuk menolong. Nah dalam survival kit tersebut ada yang menjadi kebutuhan terpenting untuk bertahan hidup yaitu makanan dan minuman darurat. Sekarang mari kita ulas bersama yuk mengenai makanan dan minuman darurat. 


Gambar 1. Survival Kit

1. Makanan Darurat 

    Makanan menjadi salah satu kebutuhan terpenting dalam kondisi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, makanan menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan dalam kondisi darurat dan harus selalu tersedia di Liferaft dan Lifeboat. Makanan darurat pada Liferaft dan Lifeboat ini harus memenuhi persyaratan yang sudah diatur oleh IMO Live-Saving Appliances (LSA) Code. 

Kuantitas makanan darurat yang tersedia harus sesuai dengan kapasitas orang yang ada dalam Liferaft dan Lifeboat. Masing-masing orang mendapatkan 1 ransum makanan dengan kalori yang sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya dalam 1 ransum makanan terdiri dari 10.000 kJ atau kalau di konversi kedalam kalori sama dengan 2.400 kcal. Untuk kandungan gizi yang terdiri dalam makanan ini harus sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Berikut adalah tabel kandungan gizi pada 1 ransum makanan. 

Kandungan Gizi : 

Jumlah Ransum            500 g - 550 g 

Energi                            : min. 10.000 kJ (2.400 kcal) 

Kelembaban                   : max 3% - 7% 

Garam : max. 0,2% 

Karbohidrat : 60% - 70% Berat = 50% - 60% Energi 

Lemak : 18% - 23% Berat = 33% - 43% Energi 

Protein : 6% - 10% Berat = 5% -8% Energi 


Gambar 2. Makanan darurat dengan kemasan kaleng 



Gambar 3. Makanan Darurat dengan kemasan fleksibel 

 
Ransum makanan dapat dikemas dengan kaleng ataupun dengan kemasan plastik (flexible package). Jika menggunakan kemasan plastik, setidaknya harus dilaminasi terlebih dahulu dengan setidaknya 1 lapis aluminium foil. Kemasan makanan darurat harus mudah untuk dibuka dan berbentuk siap untuk dibagi-bagi. Tahan air dan kedap udara. 

Makanan dan kemasan makanan darurat ini sebelumnya harus diuji dan harus mendapat sertifikat lulus uji dari pihak yang mendapatkan wewenang untuk menguji ransum makanan dan kemasannya. Setelah ini, kita bahas bersama untuk pengujian ransum makanan dan kemasannya. 

2. Minuman Darurat 

    Minuman juga hal yang tidak kalah penting untuk tubuh kita. Oleh karena itu, minuman darurat tidak boleh terlewatkan untuk tersedia di dalam Liferaft dan Lifeboat. Untuk kuantitas dari air minum darurat ini sudah teregulasi oleh International Maritime Organization (IMO) Life Saving Appliances (LSA) Code Air minum yang ada di Liferaft dan Lifeboat disediakan sesuai dengan kapasitas orang pada Liferaft dan Lifeboat. 

  • Untuk air minum yang tersedia pada Liferaft, yaitu 1,5 liter untuk setiap orang. 
  • Sedangkan pada Lifeboat, yaitu 3 liter untuk setiap orangnya. 

    Kawanlaut, ternyata di dalam IMO LSA Code ada mengatur mengenai penyediaan alat untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang siap untuk diminum loh. Air minum yang tersedia pada Liferaft dan Lideboat dan yang telah diatur oleh IMO LSA Code, sebagiannya dapat digantikan dengan peralatan de-salting atau dengan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator yang dapat menghasilkan jumlah air minum yang sama dengan jumlah air yang tersedia dalam 2 hari. 

    Jika ingin menyediakan peralatan de-salting dapat menggantikan 1/3 air minum yang tersedia (0.5 liter pada liferaft atau 1 liter pada lifeboat). Sedangkan jika ingin menyediakan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator dapat menggantikan 2/3 air minum yang tersedia (1 liter pada liferaft atau 2 liter pada lifeboat). Kawan laut tahu tidak apa itu peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator?


Gambar 4. Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator 

    
Peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan untuk menghilangkan kadar garam yang berlebih pada air menjadi air yang dapat dikonsumsi oleh makhluk hidup. Apa sih perbedaan peralatan de-salting dengan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator? Peralatan de-salting menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kadar garam yang terkandung pada air laut. Sedangkan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan yang dioperasikan secara manual untuk menggerakan air laut dengan diberikan tekanan tinggi ke air dengan konsentrasi rendah yang melewati membran semipermeable. Untuk Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator ini harus memenuhi performa standard dan uji performa yang telah diatur pada IMO MSC Circular 1048.

Gambar 5. Peralatan de-salting

Air minum darurat ini harus memenuhi persyaratan Internasional untuk kandungan kimia dan mikrobiologinya. Sehingga dibutuhkannya type approval atau pengujian untuk kandungan air minum darurat ini. Selain kandungan pada air minum, kemasan air minum juga harus di type approval loh Kawanlaut. Untuk pengujiannya akan dibahas pada bagian selanjutnya. Sekarang kita bahas dulu yuk mengenai syarat-syarat untuk kemasan air minum darurat ini.


Gambar 6. Air minum darurat kemasan kaleng



Gambar 7. Air minum darurat kemasan fleksibel

Kemasan air minum darurat dapat dikemas menjadi bagian-bagian kecil yang dikemas secara terpisah. Kemasan air minum darurat harus kedap air yang tersegel dengan bahan yang tahan korosi atau bahan yang di treat untuk tahan korosi. Umumnya dengan kemasan fleksibel yang berupa kontruksi laminasi termasuk setidaknya 1 lapis aluminium foil. Setiap kemasan di beri label, minimal dengan informasi tanggal pengepakan, nomor lot, jumlah kandungan yang terkandung dalam air, dan petunjuk penggunaannya. 

3. Pengujian pada Makanan dan Minuman Darurat

   Seperti yang sudah disebutkan diatas, kandungan makanan dan minuman darurat serta kemasannya perlu dilakukan type approval. Untuk pengujiannya melalui beberapa tahap seperti yang telah diatur di dalam ISO 18813:2006.

1)      Uji Komposisi Makanan

Pada uji ini, tim penguji menganalisis untuk ransum makanan. Untuk setiap ransum makanan, komposisi makanan harus sesuai dengan yang telah disyaratkan, yaitu :

Kandungan Gizi:

Jumlah Ransum          : 500 g – 550 g

Energi                          : min. 10.000 kJ (2.400 kcal) 

Kelembaban                : max 3% - 7%

Garam                         : max. 0.2%

Karbohidrat                  : 60% - 70% Berat      = 50% - 60% Energi

Lemak                          : 18% - 23% Berat      = 33% - 43% Energi

Protein                         : 6% - 10% Berat        = 5% - 8% Energi 

2)      Uji Volume Minuman

Pengujian ini dimaksudkan untuk memverifikasi apakah volume yang tertera pada label kemasan sesuai atau tidak sesuai.

3)      Uji Suhu Rendah dan Tinggi pada Kemasan

Pada setiap uji kemasan memerlukan 2 (dua) sampel kemasan yang terisi dan 2 (dua) kemasan kosong yang disiapkan dan tersegel dengan cara yang sama. Pada uji ini, kemasan akan diletakkan pada chamber yang dapat diatur untuk suhunya. Kemasan pada chamber akan diberikan suhu rendah yaitu -30°C selama 24 jam, lalu dilanjutkan pada suhu tinggi yaitu 65°C selama 24 jam.

Pada tes ini tidak diperbolehkan ada terlihat nyata kerusakan pada kemasan, lapisan pelindung, penyegelan, atau tanda yang diperlukan pada kemasan. 

4)      Uji Kebocoran pada Kemasan

        Pada uji kebocoran, 2 (dua) sampel kemasan yang akan diuji adalah sampel kemasan kosong yang telah melalui uji suhu rendah dan tinggi, Selanjutnya sampel akan diuji untuk kebocoran dengan prosedur pengujian sebagai berikut. 

      • Kemasan kaleng : Kemasan akan direndam pada air mendidih selama 10 menit. Setelah itu, panas akan berpindah ke kemasan dan kemasan diperiksa pada posisi tetap terendam oleh air. Pada uji ini, tidak boleh adanya gelembung. Jika terlihat adanya gelembung, hal ini menjadi indikasi adanya kebocoran pada kemasan.
      • Kemasan fleksibel : Pada uji ini, kemasan hanya diremas oleh tangan. Kemasan tidak boleh meledak dan tidak terbukti adanya kebocoran. 

5)      Uji Perendaman Air (Water Immersion Test) pada Kemasan

Pada 2 (dua) sampel yang terisi dan telah melalui uji suhu rendah dan tinggi, selanjutnya akan di lanjutkan dengan pengujian perendaman air. Sampel akan direndam oleh air dengan salitasi yang mendekati air laut selama 24 jam. Setelah itu, sampel akan diperiksa apakah ada kerusakan secara nyata pada kemasan, tanda yang diperlukan pada kemasan, atau penyegalan pada kemasan.

6)      Uji Ketahanan (Durability Test) pada Kemasan

Pada uji ketahanan ini memerlukan 2 (dua) sampel terisi yang telah melalui uji perendaman air. Dua sampel terisi diletakkan pada kotak kubik dengan ukuran 450 mm disetiap sisinya yang dapat berputar searah jarum jam terhadap sumbu rotasi. Pada uji ini, kotak akan di putar searah jarum jam dengan kecepatan 10 putaran per menit dengan total 100 putaran.


Gambar 8. Peralatan Durability Test

Selanjutnya, kemasan harus dibuka dan memeriksa isinya. Segel kemasan dan isi tidak boleh ada kerusakan.

7)      Uji Korosi pada Kemasan

Pada uji korosi ini memerlukan 2 (dua) sampel kemasan terisi yang telah melalui uji ketahanan dan 2 (dua)  sampel kemasan terisi lain yang sudah melalui uji suhu rendah dan tinggi, uji perendaman air, dan uji ketahanan. Sampel-sampel tersebut disemprotkan dengan air garam (5%SCl) pada suhu 35°C±3 selama 100 jam.

Selanjutnya melakukan pemeriksaan pada segel kemasan dan isinya. Segel kemasan serta isinya tidak boleh terjadi kerusakan. Tanda korosi yang ada pada 2 (dua) sampel kemasan terisi sebelumnya tidak boleh melebihi banyaknya korosi pada 2 (dua) sampel terisi yang baru.

8)      Uji Jatuh pada Kemasan

Uji jatuh  memerlukan 2 (dua) sampel kemasan terisi. Sampel ini dijatuhkan pada ketinggian 3 m. Pada sampel pertama harus jatuh pada permukaan ujungnya dan untuk sampel yang lain harus jatuh pada permukaan sisinya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada kemasan. Tidak boleh adanya kerusakan pada segel kemasan.

4.     Perawatan dan Inspeksi Periodik

1)      Makanan Darurat

Makanan darurat harus diganti jika telah melewati tanggal kadaluwarsanya. Jika pada kemasan tidak tertera tanggal kedaluwarsa, maka harus diganti jika telah berusia melebihi 5 (lima) tahun. Selain melihat dari tanggal kedaluwarsa, juga harus dilakukan inspeksi terhadap kemasan makanan.

Pada makanan darurat yang dikemas menggunakan kaleng dapat diperiksa dengan melalui pemeriksaan visual terhadap kondisi kemasan. Sedangkan makanan darurat yang dikemas menggunakan kemasan fleksibel dapat dilihat apakah terjadi kelonggaran pada kemasan atau tidak. Karena kemasan fleksibel menggunakan bahan yand dikompresi ketat dengan isinya, maka jika terjadi kelonggaran pada kemasan mengindikasikan terjadinya kehilangan segel. Jika terjadi hal tersebut, paket makanan darurat perlu diganti.

2)      Air Minum Darurat

Untuk air minum darurat sama halnya dengan makanan darurat. Jika air minum darurat telah melewati tangal kedaluwarsa, maka perlu diganti. Jika pada kemasan tidak tertera tanggal kedaluwarsanya, maka paket air minum darurat tersebut perlu diganti setelah berusia 5 (lima) tahun.

Jika air minum darurat dikemas dengan kemasan kaleng, maka perlu dilakukannya pemeriksaan ke-vakuman dengan uji slap. Jika pada uji slap terdengar suara klik apapun, maka hal itu menjadi bukti vakum pada kemasan dapat diterima. Jika diantaranya terdapat kemasan kaleng yang meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan membuka beberapa kaleng diantaranya. Jika saat pembukaan kaleng terdengar suara desisan terus-menerus, maka sisa kaleng yang diragukan dapat diterima dan tidak perlu pemeriksaan dengan membuka kemasan. Untuk kemasan yang telah terbuka dapat diganti.

Jika air minum darurat dikemas dengan kemasan fleksibel, maka hanya perlu pemeriksaan dengan meremas kemasan menggunakan tangan.

Air minum darurat di Lifeboat yang tidak dikemas dalam bagian-bagian kecil atau disimpan pada jumlah yang besar dalam sebuah tangki harus diganti setiap inspeksi. Tangki air minum darurat ini harus dibersihkan secara menyeluruh sebelum kembali diisi dengan air. 

Nah KawanLaut, sekian penjelasan terkait makanan dan minuman darurat yang terdapat pada survival kit. Semoga melalui penjelasan singkat ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan meningkatkan wawasan KawanLaut terkait alat keselamatan pelayaran lebih lanjut! 

Referensi

Bryan, E. (2013). Demo: SeaPack - Emergency Desalinator. Retrieved Mei 13, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=AmvD6nrbizQ

dNet, R. (2021). Begini Ternyata Cara Mengubah Air Laut Menjadi Air Tawar - Desalination Plant. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=yNeVHZnFr-o

Indonesia, G. B. (2021, Agustus 2). Seawater Reverse Osmosis (SWRO) Mengubah Air Laut Menjadi Air Siap Konsumsi. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=t-RcbS2jwO0

INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE. (2008). CHAPTER IV - SURVIVAL CRAFT. In I. L.-S. CODE, INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE (pp. 17-19, 34-35). INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE.

International Maritime Organization. (2002). PERFORMANCE STANDARDS AND PERFORMANCE TESTS FORMANUALLY POWERED REVERSE OSMOSIS DESALINATORS. MSC/Circular 1048 (pp. 1-5). London: International Maritime Organization.

International Organization for Standardization. (2006). Ships and marine technology — Survival equipment for survival craft and rescue boats. International Organization for Standardization (pp. 11-13, 22). Switzerland: International Organization for Standardization.

Mackintosh, G. (2013, Juli 3). Katadyn Survivor 35 reverse osmosis desalinator. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=YnVKWCZdIIo

Online, Marine;. (2019). Lifeboats and Liferafts Survival Kit Accessories. Retrieved May 13, 2022, from Youtube: https://www.youtube.com/watch?v=r4yWdd0i8HI

Ragetisvara, A. A., & Sulistiyaning, H. (2021). Studi Kemampuan Desalinasi Air Laut Menggunakan Sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada Kapal Pesiar. Jurnal Teknik ITS, 1-6.

Safitri, R. U. (2020, Oktober 23). Bagaimana Proses dan Cara Kerja Desalinasi Air Laut? Retrieved Mei 14, 2022, from Adika Tirta Daya: https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-air-laut/

Spealman, C. R. (1944). THE CHEMICAL REMOVAL OF SALTS FROM SEA WATER TO PRODUCE POTABLE WATER. Science, 185.

Survival, P. (2011, Februari 21). Survival at Sea: Reverse Osmosis Pump. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=4xX33EwSiwY

UNY, C. E. (2019, Ferbruari 4). Percobaan Osmosis dan Osmosis Balik/Reverse Osmosis (RO). Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=mop9RVz1vNY&t=590s

US MILITARY EMERGENCY SEA WATER DESALTER KIT ~NOS~. (n.d.). Retrieved Mei 13, 2022, from Worth Point: httpswww.worthpoint.com/worthopedia/us-military-emergency-sea-water-desalter-kit-7

 


Kenalan dengan Bahan Insulasi berdasarkan A dan B Class !

Hallo Kawanlaut ! sekarang kita kenalan yuk, dengan apa itu Bahan Insulasi? Insulasi Kelas A terdiri dari bahan seperti kapas, sutra, dan ke...