Halo Kawan Laut masih ingat tidak dengan survival craft yang dipakai untuk menyelamatkan penumpang kapal pada saat kondisi darurat dan harus meninggalkan kapal? Ya, survival craft tersebut adalah Lifeboat dan Liferaft. Sebelumnya artikel kita ada yang membahas mengenai Liferaft dan Lifeboat. Kawan Laut masih ingat tidak apa saja peralatan yang tersedia pada alat keselamatan tersebut? Yup.. Di dalam Lifeboat dan Liferaft tersedia peralatan survival kit sebagai peralatan untuk bertahan hidup di tengah laut dalam keadaan darurat hingga tim penyelamat datang untuk menolong. Nah dalam survival kit tersebut ada yang menjadi kebutuhan terpenting untuk bertahan hidup yaitu makanan dan minuman darurat. Sekarang mari kita ulas bersama yuk mengenai makanan dan minuman darurat.
|
Gambar 1. Survival Kit |
1. Makanan Darurat
Makanan menjadi salah satu kebutuhan terpenting dalam kondisi untuk bertahan hidup. Maka dari itu, makanan menjadi hal yang tidak boleh terlewatkan dalam kondisi darurat dan harus selalu tersedia di Liferaft dan Lifeboat. Makanan darurat pada Liferaft dan Lifeboat ini harus memenuhi persyaratan yang sudah diatur oleh IMO Live-Saving Appliances (LSA) Code.
Kuantitas makanan darurat yang tersedia harus sesuai dengan kapasitas orang yang ada dalam Liferaft dan Lifeboat. Masing-masing orang mendapatkan 1 ransum makanan dengan kalori yang sesuai dengan kebutuhan. Setidaknya dalam 1 ransum makanan terdiri dari 10.000 kJ atau kalau di konversi kedalam kalori sama dengan 2.400 kcal. Untuk kandungan gizi yang terdiri dalam makanan ini harus sesuai dengan persyaratan yang telah disetujui. Berikut adalah tabel kandungan gizi pada 1 ransum makanan.
Kandungan Gizi :
Jumlah Ransum : 500 g - 550 g
Energi : min. 10.000 kJ (2.400 kcal)
Kelembaban : max 3% - 7%
Garam : max. 0,2%
Karbohidrat : 60% - 70% Berat = 50% - 60% Energi
Lemak : 18% - 23% Berat = 33% - 43% Energi
Protein : 6% - 10% Berat = 5% -8% Energi
|
Gambar 2. Makanan darurat dengan kemasan kaleng
|
|
Gambar 3. Makanan Darurat dengan kemasan fleksibel
|
Ransum makanan dapat dikemas dengan kaleng ataupun dengan kemasan plastik (flexible package). Jika menggunakan kemasan plastik, setidaknya harus dilaminasi terlebih dahulu dengan setidaknya 1 lapis aluminium foil. Kemasan makanan darurat harus mudah untuk dibuka dan berbentuk siap untuk dibagi-bagi. Tahan air dan kedap udara.
Makanan dan kemasan makanan darurat ini sebelumnya harus diuji dan harus mendapat sertifikat lulus uji dari pihak yang mendapatkan wewenang untuk menguji ransum makanan dan kemasannya. Setelah ini, kita bahas bersama untuk pengujian ransum makanan dan kemasannya.
2. Minuman Darurat
Minuman juga hal yang tidak kalah penting untuk tubuh kita. Oleh karena itu, minuman darurat tidak boleh terlewatkan untuk tersedia di dalam Liferaft dan Lifeboat. Untuk kuantitas dari air minum darurat ini sudah teregulasi oleh International Maritime Organization (IMO) Life Saving Appliances (LSA) Code Air minum yang ada di Liferaft dan Lifeboat disediakan sesuai dengan kapasitas orang pada Liferaft dan Lifeboat.
- Untuk air minum yang tersedia pada Liferaft, yaitu 1,5 liter untuk setiap orang.
- Sedangkan pada Lifeboat, yaitu 3 liter untuk setiap orangnya.
Kawanlaut, ternyata di dalam IMO LSA Code ada mengatur mengenai penyediaan alat untuk mengubah air laut menjadi air tawar yang siap untuk diminum loh. Air minum yang tersedia pada Liferaft dan Lideboat dan yang telah diatur oleh IMO LSA Code, sebagiannya dapat digantikan dengan peralatan de-salting atau dengan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator yang dapat menghasilkan jumlah air
minum yang sama dengan jumlah air yang tersedia dalam 2 hari.
Jika ingin
menyediakan peralatan de-salting
dapat menggantikan 1/3 air minum yang tersedia (0.5 liter pada liferaft atau 1 liter pada lifeboat). Sedangkan jika ingin
menyediakan Manually Powered Reverse
Osmosis Desalinator dapat menggantikan 2/3 air minum yang tersedia (1 liter
pada liferaft atau 2 liter pada lifeboat). Kawan laut tahu tidak apa itu
peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator?
|
Gambar 4. Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator
Peralatan de-salting dan Manually Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan untuk
menghilangkan kadar garam yang berlebih pada air menjadi air yang dapat
dikonsumsi oleh makhluk hidup. Apa sih perbedaan peralatan de-salting dengan Manually
Powered Reverse Osmosis Desalinator? Peralatan de-salting menggunakan bahan kimia untuk menghilangkan kadar garam
yang terkandung pada air laut. Sedangkan Manually
Powered Reverse Osmosis Desalinator adalah peralatan yang dioperasikan
secara manual untuk menggerakan air laut dengan diberikan tekanan tinggi ke air
dengan konsentrasi rendah yang melewati membran semipermeable. Untuk Manually
Powered Reverse Osmosis Desalinator ini harus memenuhi performa standard
dan uji performa yang telah diatur pada IMO MSC Circular 1048.
|
|
Gambar 5. Peralatan de-salting
Air minum darurat
ini harus memenuhi persyaratan Internasional untuk kandungan kimia dan
mikrobiologinya. Sehingga dibutuhkannya type
approval atau pengujian untuk kandungan air minum darurat ini. Selain
kandungan pada air minum, kemasan air minum juga harus di type approval loh Kawanlaut. Untuk pengujiannya akan dibahas pada
bagian selanjutnya. Sekarang kita bahas dulu yuk mengenai syarat-syarat untuk
kemasan air minum darurat ini. |
|
Gambar 6. Air minum darurat kemasan kaleng |
|
Gambar 7. Air minum darurat kemasan fleksibel
|
Kemasan air minum
darurat dapat dikemas menjadi bagian-bagian kecil yang dikemas secara terpisah.
Kemasan air minum darurat harus kedap air yang tersegel dengan bahan yang tahan
korosi atau bahan yang di treat untuk
tahan korosi. Umumnya dengan kemasan fleksibel yang berupa kontruksi laminasi
termasuk setidaknya 1 lapis aluminium
foil. Setiap kemasan di beri label, minimal dengan informasi tanggal
pengepakan, nomor lot, jumlah kandungan yang terkandung dalam air, dan petunjuk
penggunaannya.
3. Pengujian
pada Makanan dan Minuman Darurat
Seperti yang
sudah disebutkan diatas, kandungan makanan dan minuman darurat serta kemasannya
perlu dilakukan type approval. Untuk
pengujiannya melalui beberapa tahap seperti yang telah diatur di dalam ISO
18813:2006.
1) Uji
Komposisi Makanan
Pada
uji ini, tim penguji menganalisis untuk ransum makanan. Untuk setiap ransum
makanan, komposisi makanan harus sesuai dengan yang telah disyaratkan, yaitu :
Kandungan Gizi:
Jumlah Ransum :
500 g – 550 g
Energi : min. 10.000 kJ (2.400 kcal)
Kelembaban : max 3% - 7%
Garam : max. 0.2%
Karbohidrat : 60% - 70% Berat = 50%
- 60% Energi
Lemak : 18% - 23% Berat = 33%
- 43% Energi
Protein : 6% - 10% Berat = 5%
- 8% Energi
2) Uji
Volume Minuman
Pengujian
ini dimaksudkan untuk memverifikasi apakah volume
yang tertera pada label kemasan sesuai atau tidak sesuai.
3) Uji
Suhu Rendah dan Tinggi pada Kemasan
Pada
setiap uji kemasan memerlukan 2 (dua) sampel kemasan yang terisi dan 2 (dua)
kemasan kosong yang disiapkan dan tersegel dengan cara yang sama. Pada uji ini,
kemasan akan diletakkan pada chamber
yang dapat diatur untuk suhunya. Kemasan pada chamber akan diberikan suhu rendah yaitu -30°C selama 24 jam, lalu
dilanjutkan pada suhu tinggi yaitu 65°C selama 24 jam.
Pada tes ini
tidak diperbolehkan ada terlihat nyata kerusakan pada kemasan, lapisan
pelindung, penyegelan, atau tanda yang diperlukan pada kemasan.
4) Uji
Kebocoran pada Kemasan
Pada uji kebocoran, 2 (dua) sampel kemasan yang akan diuji adalah sampel kemasan kosong yang telah melalui uji suhu rendah dan tinggi, Selanjutnya sampel akan diuji untuk kebocoran dengan prosedur pengujian sebagai berikut.
- Kemasan kaleng : Kemasan akan direndam pada air mendidih selama 10 menit. Setelah itu, panas akan berpindah ke kemasan dan kemasan diperiksa pada posisi tetap terendam oleh air. Pada uji ini, tidak boleh adanya gelembung. Jika terlihat adanya gelembung, hal ini menjadi indikasi adanya kebocoran pada kemasan.
- Kemasan
fleksibel : Pada uji ini, kemasan hanya diremas oleh tangan. Kemasan tidak
boleh meledak dan tidak terbukti adanya kebocoran.
5) Uji
Perendaman Air (Water Immersion Test)
pada Kemasan
Pada
2 (dua) sampel yang terisi dan telah melalui uji suhu rendah dan tinggi,
selanjutnya akan di lanjutkan dengan pengujian perendaman air. Sampel akan
direndam oleh air dengan salitasi yang mendekati air laut selama 24 jam.
Setelah itu, sampel akan diperiksa apakah ada kerusakan secara nyata pada
kemasan, tanda yang diperlukan pada kemasan, atau penyegalan pada kemasan.
6) Uji
Ketahanan (Durability Test) pada
Kemasan
Pada
uji ketahanan ini memerlukan 2 (dua) sampel terisi yang telah melalui uji
perendaman air. Dua sampel terisi diletakkan pada kotak kubik dengan ukuran 450
mm disetiap sisinya yang dapat berputar searah jarum jam terhadap sumbu rotasi.
Pada uji ini, kotak akan di putar searah jarum jam dengan kecepatan 10 putaran
per menit dengan total 100 putaran.
|
Gambar 8. Peralatan Durability Test
Selanjutnya, kemasan harus dibuka dan memeriksa isinya. Segel kemasan dan isi tidak boleh ada kerusakan. |
7) Uji
Korosi pada Kemasan
Pada
uji korosi ini memerlukan 2 (dua) sampel kemasan terisi yang telah melalui uji
ketahanan dan 2 (dua) sampel kemasan terisi
lain yang sudah melalui uji suhu rendah dan tinggi, uji perendaman air, dan uji
ketahanan. Sampel-sampel tersebut disemprotkan dengan air garam (5%SCl) pada
suhu 35°C±3 selama 100 jam.
Selanjutnya
melakukan pemeriksaan pada segel kemasan dan isinya. Segel kemasan serta isinya
tidak boleh terjadi kerusakan. Tanda korosi yang ada pada 2 (dua) sampel
kemasan terisi sebelumnya tidak boleh melebihi banyaknya korosi pada 2 (dua)
sampel terisi yang baru.
8) Uji
Jatuh pada Kemasan
Uji
jatuh memerlukan 2 (dua) sampel kemasan
terisi. Sampel ini dijatuhkan pada ketinggian 3 m. Pada sampel pertama harus
jatuh pada permukaan ujungnya dan untuk sampel yang lain harus jatuh pada
permukaan sisinya. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada kemasan. Tidak boleh
adanya kerusakan pada segel kemasan.
4. Perawatan
dan Inspeksi Periodik
1) Makanan
Darurat
Makanan
darurat harus diganti jika telah melewati tanggal kadaluwarsanya. Jika pada
kemasan tidak tertera tanggal kedaluwarsa, maka harus diganti jika telah
berusia melebihi 5 (lima) tahun. Selain melihat dari tanggal kedaluwarsa, juga
harus dilakukan inspeksi terhadap kemasan makanan.
Pada makanan
darurat yang dikemas menggunakan kaleng dapat diperiksa dengan melalui
pemeriksaan visual terhadap kondisi kemasan. Sedangkan makanan darurat yang
dikemas menggunakan kemasan fleksibel dapat dilihat apakah terjadi kelonggaran
pada kemasan atau tidak. Karena kemasan fleksibel menggunakan bahan yand
dikompresi ketat dengan isinya, maka jika terjadi kelonggaran pada kemasan mengindikasikan
terjadinya kehilangan segel. Jika terjadi hal tersebut, paket makanan darurat
perlu diganti.
2) Air
Minum Darurat
Untuk
air minum darurat sama halnya dengan makanan darurat. Jika air minum darurat
telah melewati tangal kedaluwarsa, maka perlu diganti. Jika pada kemasan tidak
tertera tanggal kedaluwarsanya, maka paket air minum darurat tersebut perlu
diganti setelah berusia 5 (lima) tahun.
Jika air minum
darurat dikemas dengan kemasan kaleng, maka perlu dilakukannya pemeriksaan
ke-vakuman dengan uji slap. Jika pada
uji slap terdengar suara klik apapun,
maka hal itu menjadi bukti vakum pada kemasan dapat diterima. Jika diantaranya
terdapat kemasan kaleng yang meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan dengan
membuka beberapa kaleng diantaranya. Jika saat pembukaan kaleng terdengar suara
desisan terus-menerus, maka sisa kaleng yang diragukan dapat diterima dan tidak
perlu pemeriksaan dengan membuka kemasan. Untuk kemasan yang telah terbuka
dapat diganti.
Jika air minum
darurat dikemas dengan kemasan fleksibel, maka hanya perlu pemeriksaan dengan
meremas kemasan menggunakan tangan.
Air
minum darurat di Lifeboat yang tidak
dikemas dalam bagian-bagian kecil atau disimpan pada jumlah yang besar dalam
sebuah tangki harus diganti setiap inspeksi. Tangki air minum darurat ini harus
dibersihkan secara menyeluruh sebelum kembali diisi dengan air.
Nah KawanLaut, sekian penjelasan terkait makanan dan minuman darurat yang terdapat pada survival kit. Semoga melalui penjelasan singkat ini dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan meningkatkan wawasan KawanLaut terkait alat keselamatan pelayaran lebih lanjut!
ReferensiBryan, E. (2013). Demo: SeaPack - Emergency Desalinator. Retrieved
Mei 13, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=AmvD6nrbizQ
dNet, R.
(2021). Begini Ternyata Cara Mengubah Air Laut Menjadi Air Tawar -
Desalination Plant. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube:
https://www.youtube.com/watch?v=yNeVHZnFr-o
Indonesia,
G. B. (2021, Agustus 2). Seawater Reverse Osmosis (SWRO) Mengubah Air Laut
Menjadi Air Siap Konsumsi. Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube:
https://www.youtube.com/watch?v=t-RcbS2jwO0
INTERNATIONAL
LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE. (2008). CHAPTER IV - SURVIVAL CRAFT. In I.
L.-S. CODE, INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE (pp. 17-19,
34-35). INTERNATIONAL LIFE-SAVING APPLIANCE (LSA) CODE.
International
Maritime Organization. (2002). PERFORMANCE STANDARDS AND PERFORMANCE TESTS
FORMANUALLY POWERED REVERSE OSMOSIS DESALINATORS. MSC/Circular 1048
(pp. 1-5). London: International Maritime Organization.
International
Organization for Standardization. (2006). Ships and marine technology —
Survival equipment for survival craft and rescue boats. International
Organization for Standardization (pp. 11-13, 22). Switzerland:
International Organization for Standardization.
Mackintosh,
G. (2013, Juli 3). Katadyn Survivor 35 reverse osmosis desalinator.
Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube: https://www.youtube.com/watch?v=YnVKWCZdIIo
Online,
Marine;. (2019). Lifeboats and Liferafts Survival Kit Accessories.
Retrieved May 13, 2022, from Youtube:
https://www.youtube.com/watch?v=r4yWdd0i8HI
Ragetisvara,
A. A., & Sulistiyaning, H. (2021). Studi Kemampuan Desalinasi Air Laut
Menggunakan Sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) pada Kapal Pesiar. Jurnal
Teknik ITS, 1-6.
Safitri,
R. U. (2020, Oktober 23). Bagaimana Proses dan Cara Kerja Desalinasi Air
Laut? Retrieved Mei 14, 2022, from Adika Tirta Daya: https://adikatirtadaya.co.id/bagaimana-proses-dan-cara-kerja-desalinasi-air-laut/
Spealman,
C. R. (1944). THE CHEMICAL REMOVAL OF SALTS FROM SEA WATER TO PRODUCE POTABLE
WATER. Science, 185.
Survival,
P. (2011, Februari 21). Survival at Sea: Reverse Osmosis Pump.
Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube:
https://www.youtube.com/watch?v=4xX33EwSiwY
UNY, C. E.
(2019, Ferbruari 4). Percobaan Osmosis dan Osmosis Balik/Reverse Osmosis
(RO). Retrieved Mei 14, 2022, from You Tube:
https://www.youtube.com/watch?v=mop9RVz1vNY&t=590s
US
MILITARY EMERGENCY SEA WATER DESALTER KIT ~NOS~. (n.d.). Retrieved
Mei 13, 2022, from Worth Point:
httpswww.worthpoint.com/worthopedia/us-military-emergency-sea-water-desalter-kit-7