Sunday, May 29, 2022

Line Throwing Kapal, Apa Sih?

HALLO KAWANLAUT! Kalian tau gak sih kalau ada banyak pihak yang bertanggung jawab akan keselamatan dalam bidang pelayaran kapal, diantaranya perusahaan kapal, regulator pelayanan, penumpang, anak buah kapal, dan sebagainya. Khusus untuk perusahaan kapal dan para awak kapal, mereka memiliki tanggung jawab untuk menyediakan alat keselamatan kapal yang memadai dan anak buah kapal yang berkompeten atau mengetahui hal-hal dalam menggunakan alat-alat keselamatan tersebut. Tentu kita tidak ingin jika naik kapal tetapi tidak memiliki peralatan keselamatan kapal yang memadai bukan? Nah, salah satu alat keselamatan kapal yang perlu kita ketahui dan akan kita bahas pada artikel kali ini adalah Line Throwing Kapal. Apa yang dimaksud dengan Line Throwing serta fungsi Line Throwing? Yuk, simak pembahasan berikut!

1. Apa itu Line Throwing

    Line Throwing atau biasa dikenal juga sebagai roket pelontar tali atau pelempar tali penolong. Fungsi dari Line Throwing adalah sebagai alat pelontar tali penolong atau pelempar tali sebagai penghubung antara kapal yang menolong dengan kapal yang ditolong. Dengan adanya tali tersebut, kedua kapal akan lebih mudah untuk saling mendekat. Selain sebagai penghubung antar kapal, Line Throwing juga dipakai untuk menolong orang atau korban yang terjatuh dari kapal pada saat keadaan darurat. Diharapkan korban dapat meraih tali yang dilemparkan, kemudian ditarik ke kapal penyelamat, atau bisa juga disambungkan ke sekoci yang selanjutnya akan ditarik ke arah kapal penyelamat. 



Contoh ilustrasi Line Throwing sebagai penghubung antar kapal
Sumber : marineinsight.com


Banyak orang bertanya, kenapa tali ini tidak dilempar pakai tangan kosong atau secara manual saja? Karena dengan menggunakan Line Throwing, maka tali dapat dilemparkan dengan jarak yang cukup jauh jika dibandingkan dengan melontarkan secara manual atau dengan menggunakan tangan kosong. Bahkan dengan seorang atlet pelempar jauh sekalipun, jarak lemparan tali dengan menggunakan Line Throwing bisa lebih jauh loh. 

2. Jenis dan Bentuk Line Throwing 

    Line Throwing atau roket pelontar mempunyai bentuk seperti tabung besar, dengan pegangan pada salah satu sisinya. Selayaknya alat keselamatan pada umunya, warna oranye mendominasi alat ini. Di dalam tabung terdapat tali sepanjang ratusan meter berwarna putih, dan sebuah roket kecil panjang yang dikaitkan ke salah satu ujung tali. Pada bagian badan tabung tertulis cara atau petunjuk pemakaian perangkat tersebut. Cara menggunakan perangkat ini cukup mudah, yaitu dengan mengarahkan Line Throwing atau roket pelempar pada titik sasaran, kemudian tarik pelatuk yang berada dibagian pegangan tabung (seperti menembakan senjata atau pistol), begitu pelatuknya ditarik, maka roket akan meluncur dengan membawa tali. Selain berbentuk tabung besar yang telah dijelaskan, ada pula bentuk roket pelempar lainnya, seperti roket bahu atau senjata laras panjang. 


Berbagai Jenis Line Throwing Apparatus
Sumber : berbagai sumber 

3. Cara Menggunakan Line Throwing Apparatus 

    Cara menggunakannya mudah. Pertama, tarik safety pin. Kedua, arahkan Line Throwing ke arah target yang dihendaki. Ketiga, tekan tuas untuk mengaktifkan roket. Dengan demikian, tali akan segera terlempar ke arah target. Setiap merek memiliki spesifikasi dan bentuk Line Throwing yang berbeda-beda, namun pada prinsipnya kurang lebih serupa. Perhatikanlah instruksi pemakaian yang terdapat pada kemasan. 



Ilustrasi cara pengoperasian Line Throwing 
Sumber : velascoindonesia.com


Jauh tidaknya lemparan tali juga dapat dipengaruhi oleh sudut lemparan atau arah lemparan yang tepat, dimana direkomendasikan sudut lemparan adalah 45 derajat terhadap geladak kapal sehingga alat penembak dapat melintas jarak terjauh. Selain itu, dengan mengarahkan alat ke arah angin bergerak dapat meningkatkan area jangkauannya. Jadi tidak asal dilemparkan saja. Lemparan tali yang jauh oleh Line Throwing itu dihasilkan dari mekanisme kerja alat keselamatan ini yang menggunakan bantuan reaksi kimia. Oleh sebab itu, perangkat keselamatan ini digolongkan ke dalam jenis alat piroteknik. 



Ilustrasi Peluncuran Line Throwing
Sumber : marineinsight.com


4. Line Throwing Sesuai Standar SOLAS

    Setiap alat transportasi wajib memiliki alat safety, tidak terkecuali kapal laut. Mengingat telah banyak terjadi kecelakaan kapal laut, maka secara internasional telah disepakati sebuah panduan keamanan yang tertuang dalam SOLAS atau Safety of Life at Sea, dimana SOLAS ini mengatur standar alat keselamatan anak buah kapal. 

Lebih lanjut, International Life Saving Appliance Code (LSA Code) memberikan spesifikasi dan rician tentang standar yang harus diikuti oleh semua peralatan yang dianggap diklasifikasikan sebagai Life Saving Appliances, yakni dengan memberlakukan standar dari Bab 3 SOLAS 1974 - Life-Saving Appliances and Arrangements. SOLAS mencatat semua kriteria alat keselamatan yang harus ada pada setiap kapal, seperti pelampung, jaket pelampung, suar, sekoci, dan salah satunya adalah Line Throwing

Pada Regulasi 7.1.1 Bab 7 dari LSA Code memberikan standar spesifikasi berikut untuk semua peralatan Line Throwing: 
  1. Mempunyai akurasi yang baik ketika dilempar ke titik sasaran. 
  2. Memiliki minimum 4 buah alat penembak (projectiles) yang dapat melempar tali sejauh sekurang-kurangnya 230 meter dalam kondisi cuaca normal. 
  3. Setiap kapal wajib memiliki peralatan Line Throwing setidaknya 4 buah dengan kekuatan tarik minimum 2 kilo Newton (2kN). 
  4. Memiliki instruksi atau petunjuk pemakaian yang tercantum pada badan perangkat secara jelas menggambarkan penggunaan dan pengoperasian peralatan pelempar tali. 
Regulasi 7.1.2 Bab 7 LSA Code menyatakan bahwa Line Throwing harus ditempatkan di dalam tempat yang kedap air. Line Throwing dapat mencakup berupa hanya roket, termasuk roket yang ditembakkan dengan pistol, atau roket dan tali yang menyatu. Selanjutnya dinyatakan bahwa dalam hal roket yang ditembakkan dengan pistol, rakitan roket dan tali harus disimpan dalam tempat bersamaan dengan alat pemantik. Hal ini untuk memungkinkan tindakan cepat apabila terjadi keadaan darurat. Tempat penyimpanan harus terlindung dengan baik dari berbagai jenis cuaca. 

Tujuan dari standar keselamatan ini adalah untuk mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan. Peralatan pelempar tali memiliki berbagai macam aplikasi, dan perhatian khusus yang harus diberikan untuk memastikan bahwa peralatan tersebut dirawat dan dipelihara secara rutin. 

REFERENSI


[1] https://www.safety-marine.com/2022/05/line-throwing-alat-keselamatan-pada.html (Diakses April 2022)

[2] https://velascoindonesia.com/mengenal-alat-safety-kapal-line-throwing/ (Diakses Mei 2022)

[3] https://velascoindonesia.com/line-throwing-alat-safety/ (Diakses April 2022)

[4] https://marineinsight.com/naval-architecture/what-are-line-throwing-apparatus-on-ships/ (Diakses April 2022)

[5] https://www.facebook.com/lalizas/photos/4921583131202236 (Diakses Mei 2022)

[6] library.poltekpel-sby.ac.id (Diakses Mei 2022)

[7] http://repository.unimar-ammi.ac.id/2427/BAB%202.pdf (Diakses Mei 2022)






Tuesday, May 17, 2022

Mengenal Tentang Pengujian Lifeboat

Hallo KawanLaut!

PENGUJIAN MATERIAL
Uji Ketahanan Material terhadap Api

Peralatan Pengujian 

  • Peralatan uji bakar 
  • Bahan lambung dan kanopi diuji nyala untuk menentukan karakteristik tahan api

Uji Apung Material Sekoci

Memiliki kriteria penerimaan dengan pengurangan daya apung tidak boleh lebih dari 5%, serta spesimen tidak boleh menunjukkan tanda-tanda kerusakan.

Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
  • Peralatan uji apung
  • Peralatan uji siklus suhu
  • Minyak dengan oktan tinggi
  • Timbangan
  • Alat ukur panjang
Material direndam untuk jangka waktu 14 hari di bawah 100 mm. 

UJI KELEBIHAN MUATAN SEKOCI

Sekoci yang diluncurkan Davit

  • Sekoci yang akan diturunkan diletakkan di atas balok atau digantung dari kait pengangkat.
  • Sekoci juga diberi bobot yang didistribusikan merata. 
  • Bobot diberi beban tambahan 25%, 50%, 75%, dan 100% lebih besar dari berat perlengkapan sekoci (diukur & dicatat), 
  • Bobot kemudian dihapus dan dimensi sekoci diperiksa. 


Kriteria penerimaan terdiri dari :
  • Tidak boleh terjadi defleksi residual yang signifikan
  • Jika sekoci terbuat dari GRP (glass-reinforced polyester), maka pengukuran dilakukan selang waktu yang cukup agar GRP memulihkan bentuk aslinya (kurang-lebih 18 jam)
Sekoci Jatuh Bebas (Free-Fall)

  • Sekoci diberi muatan terdistribusi secara merata dengan massa jumlah orang yang disetujui dan peralatannya. 
  • Sekoci diluncurkan 1,3 kali lebih tinggi dari yang disetujui. Uji dilakukan dengan menjatuhkan sekoci secara vertical
  • Setelah dijatuhkan sekoci diperiksa tingkat kerusakan yang mungkin terjadi.


Kriteria penerimaan terdiri dari :
  • Tidak adanya kerusakan yang mempengaruhi efisiensi sekoci
  • Jika terdapat defleksi pada lambung dan kanopi, dipastikan tidak membahayakan penumpang
Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
  • Davit (dewi-dewi)
  • Alat ukur panjang (penggaris, meteran, dan sebagainya)
  • Timbangan
  • Kolam
UJI BENTURAN DAN UJI JATUH PADA SEKOCI DAVIT

Uji Benturan

  • Sekoci diberi beban sebagai jumlah massa penumpang beserta perlengkapannya. 
  • Beban di distribusikan sebesar 100 kg pada setiap kursi sekoci. 
  • Sekoci dalam posisi tergantung bebas, dan ditarik ke samping dengan kecepatan 3,5 m/s

 
Uji Jatuh

  • Sekoci dilengkapi dengan mesin, dan dimuat beban sesuai jumlah massa penumpang sekoci. 
  • Diberi beban sebesar 100 kg pada setiap kursi sekoci. 
  • Sekoci digantung di atas air dengan jarak titik sekoci terendah ke air yaitu 3 m, 
  • Lalu sekoci dilepaskan jatuh bebas ke air.

Uji Operasional Setelah Uji Benturan dan Uji Jatuh

  • Sekoci diturunkan dan diperiksa untuk melihat posisi dan tingkat kerusakan yang mungkin terjadi, 
  • Dan uji operasional dilakukan sesuai dengan uji pengoperasian mesin dan konsumsi bahan bakar.


Kriteria penerimaan terdiri dari :
  • Sekoci diperiksa apakah ada kerusakan yang mempengaruhi fungsi sekoci
  • Mesin dan peralatan lainnya masih bisa dioperasikan
  • Tidak ada masuknya air laut yang signifikan telah terjadi
Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
  • Beban sebesar 100 kg
  • Fender atau sepatu roda

UJI JATUH BEBAS SEKOCI (FREE-FALL)

Uji Jatuh Bebas (Reqiired) 
  • Sekoci diluncurkan dari ketinggian dimana sekoci tersebut dilemparkan. 
  • Sekoci dimuati penuh (peralatan dan setengah jumlah penumpang yang disetujui).
  • Percepatan gaya diukur dan diakselerasi di tempat yang berbeda. 


Kriteria penerimaan terdiri dari :
  • Kekuatan akselerasi sesuai dengan table batas perpindahan dan batas percepatan
  • Selama peluncuran, lifeboat harus dalam keadaan stabil
Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
  • Stopwatch
  • Alat pengukur jarak
  • Timbangan
UJI KEKUATAN TEMPAT DUDUK SEKOCI

Sekoci yang diluncurkan Davit

  • Sekoci diberi beban sebesar 100 kg pada setiap kursi di sekoci. 
  • Tempat duduk tidak mengalami deformasi atau kerusakan permanen.

Sekoci Jatuh Bebas (Free-Fall)

  • Sekoci diberi beban sebesar 100 kg pada setiap kursi di sekoci. 
  • Tempat duduk dapat mendukung muatan ini selama peluncuran jatuh bebas dari ketinggian 1,3 kali tinggi yang disetujui, tanpa ada yang permanen deformasi atau kerusakan. 
  • Tempat duduk tidak boleh ada deformasi/kerusakan permanen.

UJI RUANG TEMPAT DUDUK LIFEBOAT


  • Sekoci dilengkapi dengan mesin dan perlengkapannya. 
  • Jumlah orang yang disetujui memiliki massa rata-rata 75 kg (sekoci untuk kapal penumpang) atau 82,5 kg (sekoci untuk kapal kargo) dengan mengenakan baju pelampung dan peralatan lainnya.

Kriteria penerimaan terdiri dari :
Sekoci bermanuver untuk melihat bahwa dengan adanya penumpang dan perlengkapan, dapat dioperasikan tanpa adanya gangguan

Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
Beban 75 kg hingga 100 kg

UJI LAMBUNG TIMBUL DAN UJI STABILITAS

Uji Lambung Timbul


  • Sekoci dan mesinnya dimuat dengan setengah dari jumlah orang pada sekoci yang disetujui, duduk di posisi duduk yang tepat satu sisi garis tengah, 
  • Dan lambung timbul diukur pada sisi rendah.

Kriteria penerimaan terdiri dari :
Lambung timbul > 1,5% L sekoci atau 100 mm (mana yang lebih besar)

Peralatan yang dibutuhkan saat pengujian, berupa :
Meteran

Uji Stabilitas saat Tergenang


  • Sekoci diuji dengan memuat peralatan dan perlengkapan
  • Sekoci yang dilengkapi dengan kompartemen penyimpanan kedap air harus disegel kedap air
  • Ballast dengan berat dan densitas yang setara harus diganti dengan mesin dan peralatan terpasang lainnya yang dapat dirusak oleh air
  • pemberat yang mewakili kursi-kursi penumpang tidak digenangi air
Kriteria penerimaan terdiri dari :
Sekoci memiliki stabilitas positif apabila ketika diisi dengan air tidak mengalami kehilangan daya apung dan tidak ada kerusakan

UJI MEKANISME PELUNCURAN 

Sekoci yang diluncurkan Davit



  • Sekoci dalam kondisi digantung di atas air d
  • Sekoci memuat massa total sebesar jumlah orang yang disetujui dan jumlah perlengkapan. 
  • Sekoci akan diluncurkan tanpa merusak bagian-bagian sekoci 
  • Dan dipastikan bahwa sekoci penolong akan meluncur sepenuhnya di air dalam kondisi ringan dan dalam kondisi kelebihan beban 10%.
Sekoci Jatuh Bebas


  • Peluncuran jatuh bebas dimuat dengan gaya yang sama setidaknya 200% dari beban normal. 
  • Sekoci dimuati oleh jumlah orang yang disetujui. 
UJI OPERASIONAL 

Uji Pengoperasian Mesin dan Konsumsi Bahan Bakar

Mesin dinyalakan dan bermanuver setidaknya selama 4 jam. Kecepatan tidak kurang dari 6 knot (lengkap). 

Kriteria penerimaan terdiri dari :
  • Dalam periode tersebut, dipastikan konsumsi bahan bakar cukup
  • Tangki bahan bakar memiliki kapasitas yang cukup
Uji Start Mesin Kondisi Dingin




  • Untuk pengujian ini, mesin akan dilepas dari sekoci. 
  • Mesin, bahan bakar dan cairan pendingin ditempatkan dalam ruang pada suhu -15 derajat celcius. 
  • Kemudian mesin akan dinyalan 3 kali dengan instruksi 2 kali pertama dinyalakan sampai mencapai suhu ruang, dan yang terakhir dinyalakan hingga 10 menit

Uji Mesin di Luar Air


Kriteria penerimaan terdiri dari :
Mesin tidak boleh mengalami kerusakan

Uji Mesin Terendam Air



Kriteria penerimaan terdiri dari :
Mesin tidak boleh mengalami kerusakan

Kompas


  • Dipastikan kinerja kompas memuaskan 
  • Kinerja kompas tidak dipengaruhi oleh perlengkapan magnetis lainnya yang ada pada sekoci. 
Uji Pemulihan Hidup (Survival Recovery Test)




Dibuktikan dengan menguji/mempraktekkan orang yang tidak berdaya dari laut naik ke sekoci.

UJI DEREK DAN PELUNCURAN TAMBAT

Uji Derek



  • Sekoci dimuat dengan massa yang didistribusikan merata dengan massa jumlah orang yang disetujui. 
  • Sekoci dapat ditarik dengan kecepatan tidak kurang dari 5 knot dalam air yang tenang dan secara merata. 
  • Tidak boleh ada kerusakan sekoci atau perlengkapan setelah pengujian.
Uji Peluncuran Sekoci Davit dengan Tambat


Dapat melepaskan tambat di sekoci yang sedang ditarik dengan v tidak kurang dari 5 knot dalam air tenang.

Uji Lampu Sekoci 


  • Lampu-lampu pada sekoci di uji suhu (lampu kanopi, lampu interior dll). 
  • Mengikuti setidaknya sepuluh siklus suhu lengkap
  • Untuk lampu yang berkedip setidaknya tidak kurang dari 50 kedipan dan tidak lebih dari 70 kedipan per menit.

Uji Penegakan Kanopi 



  • Pengujian hanya dilakukan untuk sekoci yang tertutup sebagian. 
  • Sekoci juga diisi dengan jumlah orang yang disetujui. 
  • Kanopi dapat dengan mudah didirikan oleh tidak lebih dari dua orang.

UJI TAMBAHAN UNTUK SEKOCI YANG TERTUTUP PENUH 

Uji Self-Righting


Sekoci di kondisi tertutup, secara bertahap diputar hingga 180 derajat celcius dan setelah itu sekoci dapat kembali ke posisi semula tanpa bantuan penumpangnya. Pengujian dilakukan dalam kondisi muatan sebagai berikut :
  • Sekoci dan mesinnya dalam kondisi normal
  • Bobot setiap orang diasumsikan dengan massa rata-rata 75 kg
  • Diletakkan di setiap tempat duduk sekoci
Uji Mengembalikan Posisi Ketika Tergenang


  • Sekoci ditempatkan di dalam air dan sepenuhnya terendam, 
  • Sekoci akan diputar sekitar sumbu memanjang ke sudut 180 derajat dan kemudian dilepaskan. 
  • Setelah rilis, sekoci akan mencapai posisi yang menyediakan pelarian di atas air penghuni
  • Massa dan distribusi penumpang diabaikan.
Uji Intervensi Mesin


  • Mesin akan dijalankan dengan kecepatan penuh selama 5 menit. 
  • Mesin lalu dihentikan dan dinyalakan kembali dengan kecepatan penuh selama 10 menit, lalu dinginkan 
  • Nyalakan kembali selama 5 menit. 
  • Putar mesin yang sedang berjalan searah jarum jam 180 derajat, tahan pada posisi 180 derajat selama 10 detik, lalu putar 180 derajat lebih jauh ke arah searah jarum jam untuk 1 putaran. 
  • Jika mesin bisa mati otomatis, nyalakan kembali dengan kecepatan penuh selama 10 menit, lalu matikan dan dinginkan (diulang sekali lagi), 
  • Kemudian bongkar mesin dan mesin siap diperiksa.
Kriteria penerimaan terdiri dari :
Mesin tidak boleh terlalu panas, gagal operasi, atau bocor lebih dari 250 mL minyak selama satu inversi.

UJI PASOKAN UDARA UNTUK SEKOCI DENGAN SISTEM PENDUKUNG UDARA MANDIRI 


  • Semua pintu masuk dan bukaan sekoci ditutup untuk memastikan persediaan udara didalam sekoci. 
  • Mesin dijalankan mencapai kecepatan penuh dengan sekoci terisi penuh dengan orang dalam jangka waktu 5 menit dan berhenti selama 30 detik. 
  • Kemudian mesin dijalankan kembali selama 10 menit dan dipastikan bahwa gas berbahaya tidak dapat masuk.

UJI TAMBAHAN UNTUK SEKOCI YANG TERLINDUNGI DARI API 

Uji Kebakaran

  • Sekoci ditambatkan di tengah area yang tidak kurang dari lima kali luas rencana maksimum yang di proyeksikan dari sekoci
  • Minyak tanah yang cukup mengambang di atas air, ketika dinyalan, api akan benar-benar menyelimuti sekoci dengan periode waktu yang ditentukan
  • mesin dijalankan dengan kecepatan penuh dan disistem pelindung gas dan api akan dioperasikan sepanjang uji kebakaran
  • Api dibiarkan menyala selama 8 menit
  • Selama uji kebakara, suhu diukur dan dicatat
  • Suhu akan di analisa apakah terdapat zat/gas beracun yang masuk ke dalam sekoci
  • Di akhir pengujian, sekoci di cek dan dilihat apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak

Uji Semprotan Air



Mesin dan pompa semprot dinyalakan. Air disemprotkan menutupi seluruh permukaan sekoci.


MENGUKUR DAN MENGEVALUASI KEKUATAN AKSELERASI 



Penempatan, dan Pemasangan Akselerometer

  • Accelerometer ditempatkan di sekoci (interior kaku) dengan getaran yang minim.
  • Accelerometer memiliki respons frekuensi setidaknya dalam kisaran 0 sampai 200 Hz
  • Memiliki akurasi kurang lebih 5 %
Metode dan Tingkat Perekaman
  • Gaya akselerasi direkam oleh sinyal digital atau plot kertas percepatan sinyal.
  • kekuatan akselerasi memiliki laju sampling setidaknya 500 sampel per detik



Thursday, May 5, 2022

Perawatan Lifeboat Itu Gimana Sih?

Hallo Kawanlaut! Perawatan Lifeboat dilakukan dalam rangka pemeliharaan rutin. Alat kontrol dan mesin yang diperiksa untuk memastikan apakah sesuai dengan keadaan awal berfungsi guna menjaga keadaan mesin dan mencegah timbulnya kerusakan mesin. 

Kegiatan perawatan berdasarkan pada perencanaan oleh pihak pemilik kapal memastikan keadaan kapal yang baik dan meminimalisir resiko kondisi yang menimbulkan tidak terpenuhinya keselamatan atas jiwa dan kapal. Untuk itu diperlukan pemeriksaan dan perawatan secara teratur agar peralatan pada Lifeboat dapat berfungsi dengan optimal. 

Mesin Lifeboat yakni mesin yang berfungsi mengoperasikan Lifeboat sehingga apabila kondisi tertentu Lifeboat harus digunakan maka Lifeboat dapat dioperasikan dengan segera pada setiap kondisi. 

Bagian mesin Lifeboat yang diwajiibkan untuk diperiksa dan dirawat agar berfungsi secara optimal, yaitu : 

  1. Accu
    Agar dapat mengetahui masih berfungsinya Accu dengan baik, dilakukan pemeriksaan dengan menyalakan mesin pada Lifeboat
  2. Radiator
    Mesin Lifeboat menggunakan radiator yakni menggunakan mekanisme dengan memindahkan energi panas dari satu elemen ke elemen lainnya yang tujuannya untuk mendinginkan. 
  3. Oli atau minyak pelumas
    Berfungsi agar mesin beroperasi secara halus dan berfungsi sebagai pendingin dan penyekat. Oli berfungsi mencegah terjadinya gesekan logam dengan logam atas komponen pada mesin serta mencegah timbulnya goresan pada bagian mesin. Pemeriksaan volume dan kualitas minyak pelumas sangat diperlukan jika terlalu lama tidak diganti akan berdampak kerusakan pada mesin. 
  4. Bahan Bakar
    Pemeriksaan tangki bahan bakar berguna untuk memastikan tangki terisi penuh sesuai dengan batas ketentuan. 
Pada saat akan melakukan start mesin perlu dilakukan pemeriksaan oli mesin pada Lifeboat, pemeriksaan level minyak bahan bakar terhadap tangki mesin, pemeriksaan Oil Steering, pemeriksaan kondisi accu/battery, pemeriksaan kemudi. 

Perawatan yang dilakukan untuk Lifeboat diantaranya : 
  1. Setiap Minggu
    Melakukan pemeliharaan alat penggerak, pemeriksaan kondisi accu/battery.
  2. Tiap 3 Bulan
    Melakukan pemeliharaan pembersihan filter, pemeriksaan kebocoran pada system exhaust manifold. 
  3. Tiap 6 Bulan
    Melakukan pemeliharaan dan pemeriksaan atas oil mesin dan gear box, pemeriksaan kondisi propeller, pipa-pipa dan baut-baut fondasi. 
  4. 30 Bulan 
    Open Up Survey, pemeriksaan cylinder head dan bagian-bagian utamanya, piston dan bagian-bagiannya, pemeriksaan kondisi main bearing dan crank pin bearing, cylinder liner, gear box, ring piston,  pemeriksaan kondisi propeller, pipa-pipa dan baut fondasi. 


Kenalan dengan Bahan Insulasi berdasarkan A dan B Class !

Hallo Kawanlaut ! sekarang kita kenalan yuk, dengan apa itu Bahan Insulasi? Insulasi Kelas A terdiri dari bahan seperti kapas, sutra, dan ke...