Tuesday, February 28, 2023

Inflatable Lifejacket, lebih efektif daripada Regular Lifejacket? Benarkah?

Hallo Kawan Laut! pada artikel sebelumnya kita sudah membahas secara rinci tentang apa itu Lifejacket dan bagaimana cara penggunaannya, nah pada artikel kali ini kita akan mengupas tuntas tentang apa itu Inflatable Lifejacket. Eittsss!! Jangan salah nih, Inflatable Lifejacket dan Regular Lifejacket adalah dua alat penolong yang berbeda loh. Sudah tau belum apa saja perbedaan-perbedaannya? Simak terus pembahasan kita kali ini ya! 

Inflatable Lifejacket merupakan salah satu alat penolong yang digunakan untuk membantu mengapungkan diri di atas air pada saat terjadi laka laut. Inflatable Lifejacket merupakan bagian dari alat penolong dan peralatan keselamatan yang merupakan salah satu jenis Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal.  

Perbedaan yang sangat mencolok antara Inflatable Lifejacket dan Regular Lifejacket terletak pada metode pengembangannya. Regular Lifejacket disusun oleh gabus (foam) atau bahan material lain yang memberikan gaya ke atas (buogancy) pada saat digunakan untuk mengapung di atas air. Sedangkan Inflatable Lifejacket dikembangkan oleh udara bertekanan atau gas CO2 yang tersimpan di dalam sebuah tabung. Maka dari itu harus dipastikan keamanan dari tabung tersebut karena di dalamnya mengandung gas yang berbahaya. 


Gambar 1. Inflatable Lifejacket

Inflatable Lifejacket memiliki banyak keunggulan dibandingkan Regular Lifejacket, salah satunya dari sisi kenyamanan. Inflatable Lifejacket memiliki ukuran yang lebih tipis dibandingkan Regular Lifejacket. Hal tersebut dikarenakan material penyusun kedua alat keselamatan jiwa tersebut berbeda. Inflatable Lifejacket disusun oleh bahan karet yang akan terisi udara bertekanan pada saat dikembangkan. Sementara Regular Lifejacket menggunakan gabus atau material lain yang menyebabkan ukurannya lebih besar (bulkier) dibandingkan Inflatable Lifejacket. 

Gambar 2. Regular Lifejacket dengan material gabus.

Pada prinsipnya, bentuk Inflatable Lifejacket dan Regular Lifejacket adalah sama. Memiliki bentuk seperti rompi/jaket yang sama-sama bisa digunakan sebagai personal floation device (PFD's). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Inflatable Lifejacket dilengkapi dengan tabung gas CO2 yang memberikan buoyancy sehingga penggunanya dapat mengapung di atas air. Lalu apa saja jenis-jenis Inflatable Lifejacket tersebut? 

Jenis-Jenis Inflatable Lifejacket

Secara umum, Inflatable Lifejacket dibedakan menjadi dua yaitu otomatis dan manual. Inflatable Lifejacket jenis yang pertama akan mengembang secara otomatis apabila sensor terkena air. Beberapa diantaranya juga dilengkapi dengan tali yang dapat ditarik apabila sistem otomatis tidak bekerja. Jenis Inflatable Lifejacket yang kedua ialah yang mengembang secara manual. Untuk mengembangkannya, pengguna perlu menarik tali pembuka yang akan mengaktifkan cartridge yang terdapat pada tabung CO2. Baik Inflatable Lifejacket otomatis maupun manual sama-sama dilengkapi dengan backup system yang dapat digunakan untuk mengembangkan Inflatable Lifejacket dengan cara meniup secara manual. 

Gambar 3. Pengembangan Manual pada Inflatable Lifejacket


The United States Coast Guard membagi Inflatable Lifejacket menjadi 5 jenis yaitu Tipe I, Tipe II, Tipe III, Tipe V (Automatic Inflation Life Vests), dan Tipe V (Hybrid Inflation Life Vests). 

Tipe I 

Kategori Inflatable Lifejacket yang pertama adalah Tipe I. Jaket penolong ini memiliki daya apung paling baik dan cocok digunakan pada semua jenis bangunan lepas pantai sekalipun jika penyelamatannya sedikit lebih lama. Meskipun Tipe I terlihat lebih tebal dibandingkan dengan Tipe II, dan Tipe III, namun ia memiliki karakteristik yang berbeda dalam membalikkan wajah korban yang tidak sadarkan diri di dalam air. Hal ini tentu merupakan keuntungan besar karena dapat menyelamatkan diri di dalam air. Hal ini tentu merupakan keuntungan besar karena dapat menyelamatkan nyawa. Kelebihan lainnya adalah Tipe I memiliki berbagai ukuran dari anak-anak hingga orang dewasa. 

Tipe II 

Tipe ini memiliki daya apung minimal 34 pounds untuk ukuran dewasa, atau terkadang lebih. Tipe ini cocok digunakan apabila kita bekerja dekat pantai atau pelayaran dalam. Remaja di bawah 16 tahun sebaiknya tidak mengenakan Tipe II, karena mungkin tidak sesuai dengan bentuk tubuh mereka yang kecil. Tipe II juga tidak cocok diberikan kepada orang yang tidak bisa berenang. Rompi ini membutuhkan waktu beberapa saat untuk mengembang, jadi pengguna harus bisa bertahan di air sampai Inflatable Lifejacket mengembang. Apabila korban dalam keadaan pingsan, maka Tipe II tidak direkomendasikan untuk dikenakan karena tidak memiliki kemampuan untuk membalik dengan sendirinya. 

Tipe III 

Berbeda dengan Tipe II, jaket penolong ini tidak memiliki metode pengembangan otomatis. Jadi pengguna perlu menarik tuas terlebih dahulu untuk dapat mengembangkan Inflatable Lifejacket. Tipe III juga tidak memiliki kemampuan untuk membalik dengan sendirinya. Jaket penolong tipe ini memiliki daya apung sampai dengan 22,5 pounds untuk ukuran dewasa. Sama seperti Tipe II, Tipe III kurang cocok untuk digunakan oleh remaja yang berusia kurang dari 16 tahun karena alasan dimensi. Bagi orang dewasa yang terbiasa menggunakan jaket penolong tentu akan merasa nyaman ketika menggunakan Tipe III. 

Tipe V (Automatic Inflation Life Vests)

Jaket penolong Tipe V memiliki banyak model sehingga cocok digunakan di berbagai kebutuhan aktivitas. Daya apung Inflatable Lifejacket tipe ini berkisar antara 22,6 sampai dengan 34 pounds. Untuk menambah daya apung, pabrikan biasanya memasukkan gabus (foam) ke dalam jaket penolong ini. Sama seperti Tipe II dan III, Tipe V juga tidak memiliki kemampuan untuk dapat membalik dengan sendirinya. Jaket penolong Tipe V memiliki metode pengembangan otomatis, namun tetap dilengkapi dengan mekanisme pengembangan manual apabila sistem otomatis tidak bekerja. 

Tipe V (Hybrid Inflation Life Vests)

Jenis terakhir dari Inflatable Lifejacket adalah Tipe V Hybrid Inflation Life Vests. Busa yang dimasukkan ke dalam rompi pelampung menambahkan daya apung sebesar 7,5 pounds. Daya apung jaket pelampung akan meningkat menjadi sekitar 22 pounds ketika telah mengembang sempurna. Jaket penolong tipe ini juga tidak direkomendasikan bagi korban yang pingsan atau setengah sadar, karena tidak memiliki kemampuan untuk membalik dengan sendirinya. Untuk jenis Inflatable Lifejacket manual, tentu kita perlu menarik tuas untuk pengembangan. Akan tetapi untuk jenis otomatis, maka akan langsung mengembang apabila sensor terkena air. 

Berapa jumlah Inflatable Lifejacket yang wajib ada di atas kapal? 

Ketentuan terkait jumlah dan persyaratan Inflatable Lifejacket berlaku sama dengan Regular Lifejacket. Berikut ini merupakan persyaratan jumlah Inflatable Lifejacket sebagaimana tercantum dalam Safety of Life at Sea (SOLAS) Chapter III. 

1. Wajib tersedia untuk semua orang yang berada di atas kapal, dengan tambahan kriteria :
a. Jumlah Lifejacket untuk anak adalah minimal 10% dari keseluruhan jumlah penumpang di atas kapal atau lebih besar dari jumlah Lifejacket anak yang dipersyaratkan;
b. Jumlah Lifejacket wajib dibawa untuk petugas jaga wajib disimpan di dek, di ruang kontrol mesin, dan ruangan lain dimana petugas jaga bekerja; 

2. Lifejacket wajib ditempatkan di lokasi yang mudah dan mudah dilihat. Sehubungan dengan pengaturan khusus, sebagaimana dipersyaratkan dalam paragraf 2.1 SOLAS 1978, penempatan Lifejacket mungkin menjadi tidak mudah dijangkau. Maka dari itu perlu dibuat ketentuan alternatif yang memenuhi persyaratan negara yang mana mungkin akan menambah jumlah Lifejacket yang akan dibawa di atas kapal.

 
3. Lifejacket yang digunakan pada Lifeboat yang tertutup sepenuhnya (Totally Enclosed Lifeboats), kecuali Free Fall Lifeboats, tidak boleh menghambat akses masuk ke Lifeboat atau tempat duduk termasuk penggunaan sabuk pengaman pada Lifeboat. 

4. Lifejacket yang dipilih untuk Free-Fall Lifeboats, termasuk bagaimana cara penyimpanan dan memakai, tidak boleh menghalangi akses masuk ke Lifeboat, keselamatan penumpang atau pengoperasian Lifeboat. 

Bagaimana perawatan Inflatable Lifejacket? 

SOLAS 1978 memberikan persyaratan untuk Inflatable Lifejacket wajib dilakukan perawatan dalam jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan, atau dapat diperpanjang menjadi 17 bulan oleh Pejabat yang berwenang (Administration). Perawatan terhadap Inflatable Lifejacket biasanya dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan secara visual terhadap tabung CO2, penggantian Cartridge CO2, serta pemeriksaan terhadap kelengkapan lainnya. Selain itu, perlu dilakukan pemeriksaan volume CO2 dan pengisian CO2 ulang apabila diperlukan. 

Siapa yang bisa melakukan perawatan Inflatable Lifejacket?

Perawatan Inflatable Lifejacket sebenarnya dapat dilakukan oleh Anak Buah Kapal (ABK) di atas kapal. Akan tetapi untuk penggantian Cartridge dan pengisian gas CO2 tentu ABK membutuhkan peralatan yang kompleks dan biasanya tidak tersedia di atas kapal. Maka dari itu, ABK ata Pemilik Kapal perlu menurunkan Inflatable Lifejacket dan membawanya kepada Penyedia Jasa Perawatan dan Perbaikan Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal (Servicing Station) guna dilakukan perawatan dan pemeriksaan lebih detail. 

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2021, Penyedia Jasa Perawatan dan Perbaikan Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal yang selanjutnya disebut Penyedia Jasa adalah Badan Usaha yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal, salah satunya Inflatable Lifejacket. Penyedia Jasa tersebut wajib memiliki Surat Persetujuan Kewenangan (SPK) yang masih berlaku. Surat Persetujuan Kewenangan (SPK) dikeluarkan oleh Kantor Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran (BTKP) dan berlaku selama 1 (satu) tahun serta dapat dilakukan perpanjangan. 

Kawanlaut! sudah tau belum berapa jumlah Penyedia Jasa yang terdaftar di BTKP? sebagai informasi, saat ini jumlah Penyedia Jasa yang memiliki SPK aktif ialah sekitar 196 Penyedia Jasa. Penyedia Jasa tersebut tersebar di seluruh wilayah Indonesia loh! untuk informasi lebih lanjut mengenai Penyedia Jasa, Kawan Laut dapat mengakses data tersebut melalui www. simakespel.dephub.go.id 

Bagaimana cara memilih Inflatable Lifejacket? 

Kawanlaut! kita sudah membahas mengenai definisi, jenis-jenis, termasuk bagaimana perawatan dari Inflatable Lifejacket. Selanjutnya kita akan membahas bagaimana cara memilih Inflatable Lifejacket yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan Internasional. Berikut beberapa rekomendsi yang dapat digunakan untuk pemilihan Inflatable Lifejacket. 

a. Persetujuan (Approval) dari Pemerintah 

Hal paling utama yang harus diperhatikan pada saat memilih Inflatable Lifejacket adalah persetujuan dari Pemerintah. Persetujuan yang dimaksud dapat berupa surat izin edar dan sertifikat hasil pengujian. Sertifikat hasil pengujian didapatkan dengan cara melakukan pengujian dan sertifikasi melalui Kementerian Perhubungan. Dalam melakukan pengujian dan sertifikasi, Menteri Perhubungan mendelegasikan Kewenangan kepada Direktur Jenderal, dalam hal ini tentu Direktur Jenderal Perhubungan Laut. Direktur Jenderal dalam melaksanakan pengujian dan sertifikasi dapat mendelegasikan kewenangan kepada Kepala Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran. 

Pengujian dan sertifikasi yang wajib dilakukan oleh manufaktur / distributor Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal meluputi pengujian pertama, pengujian berkala, serta pemeriksaan tahunan. Pengujian pertama adalah pengujian yang dilakukan terhadap Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal sebelum dipasarkan di Indonesia untuk memastikan kesesuaian tipe Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal. Selain melakukan pengujian dan sertifikasi, manufaktur / distributor juga wajib melakukan pelabelan terhadap Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal yang telah dilakukan pengujian. Pelabelan dilakukan dengan cara menempelkan label / identitas pada masing-masing Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal. Jadi kesimpulannya, kita wajib memilih Inflatable Lifejacket yang telah memiliki label yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan ya KawanLaut!

b. Tingkat Kemampuan Apung

Untuk dapat mengapungkan seseorang, Inflatable Lifejacket membutuhkan tekanan rata-rata sebesar 11 pounds, meskipun pada saat kita tidak sadarkan diri tubuh kita biasanya akan mengapung ke permukaan air tanpa bantuan. Berdasarkan penggolongan tipe, Inflatable Lifejacket memiliki daya apung rata-rata 22 pounds untuk ukutan dewasa, 11 pounds untuk anak-anak dan 7 pounds untuk bayi, tergantung pada rompi yang Anda pilih. 

c. Metode Pengembangan 

Saat memilih jaket penolong, kita dapat memilih jenis manual ataupun otomatis, Baik jenis manual maupun otomatis sama-sama dilengkapi dengan mekanisme manual untuk pengembangannya. Mekanisme tersebut dilakukan dengan cara meniup pipa (tube) yang terdapat pada kompartemen Inflatable Lifejacket. 

d. Kelengkapan dan Kualitas 

Kelengkapan jaket penolong (baik Inflatable maupun Regular) tentu berbeda-beda. Kita dapat memilih jaket penolong yang memenuhi kebutuhan kita. Selain kelengkapan, kita juga wajib memperhatikan kualitas jaket penolong yang akan kita pilih karena akan mempengaruhi kinerja dari jaket penolong itu sendiri. 

Jadi, apalah kita perlu mengganti Regular Lifejacket dengan Inflatable Lifejacket? 

Sebelum KawanLaut memutuskan apakah akan mengganti Regular Lifejacket menjadi Inflatable Lifejacket, sebaiknya kita ulas terlebih dahulu yuk apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat penolong dan peralatan keselamatan tersebut!

a. Inflatable Lifejacket 
Kelebihan : 
1. Mudah disimpan dan digunakan
2. Memiliki daya apung lebih besar

Kekurangan : 
1. Membutuhkan waktu untuk pengembangan sebelum digunakan
2. Beberaa Inflatable Lifejacket tidak memiliki kemampuan untuk membalik dengan sendirinya
3. Harga dan biaya perawatan lebih mahal.

b. Regular Lifejacket 
Kelebihan : 
1. Tidak membutuhkan waktu untuk pengembangan 
2. Memiliki kemampuan untuk membalik dengan sendirinya
3. Tidak membutuhkan perawatan secara berkala, sehingga menghemat biaya perawatan

Kekurangan 
1. Memiliki ukuran cukup besar sehingga membutuhkan lebih banyak ruang untuk penyimpanan
2. Besarnya daya apung tidak dapat diatur (Non - Adjustable)


Jadi bagaimana KawanLaut? setelah melihat perbandingan kedua alat penolong dan peralatan keselamatan tersebut apakah sudah ada gambaran akan memilih yang mana?

Perlu diperhatikan lagi bahwa peraturan perundang-undangan maupun ketentuan Internasional tidak mewajibkan kita untuk melakukan penggantian Regular Lifejacket menjadi Inflatable Lifejacket. Jadi keputusan pemilihan alat penolong dan peralatan keselamatan tersebut merupakan hak pemilik kapal, tentunya dengan mempertimbangkan hal-hal yang telah kita bahas diatas ya KawanLaut! sekali lagi yang harus kita perhatikan sebelum membeli Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal yang akan digunakan di atas kapal adalah yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemerintah Indonesia ya KawanLaut!

Demikianlah pembahasan kita mengenai Inflatable Lifejacket kali ini. tentu saja masih banyak hal yang dapat kita diskusikan terkait Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal. Jadi apabila KawanLaut memiliki masukan, kritik, dan saran, maupun pertanyaan, dapat langsung disampaikan melalui media informasi dan komunikasi yang tersedia pada Kantor Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran ya! Sampai jumpa pada pembahasan Perlengkapan Kapal dan Komponen Kapal selanjutnya. Salam sehat selalu dan jangan lupa Bahagia!



 Daftar Pustaka 






Kenalan dengan Bahan Insulasi berdasarkan A dan B Class !

Hallo Kawanlaut ! sekarang kita kenalan yuk, dengan apa itu Bahan Insulasi? Insulasi Kelas A terdiri dari bahan seperti kapas, sutra, dan ke...